Mengapa saya memberikan judul artikel ini dengan kalimat "Mengupas Kebohongan" dan mengapa tidak dengan kalimat "Bantahan Ilmiah"..? Silahkan ikuti rangkaian artikelnya, dan temukan sendiri jawabannya..
1. Psychology (Trik Sulap Konspirasi Bumi Datar)
2. Wawancara Dengan Psikolog Spesialis Tentang Konspirasi Bumi Datar
3. Mengupas Kebohongan Konspirasi Bumi Datar (1) : Gravitasi Dan Archimedes
4. Mengupas Kebohongan Konspirasi Bumi Datar (2) : Bagaimana Cara Memotret Galaksi?
5. Mengupas Kebohongan Konspirasi Bumi Datar (4) : Rute Penerbangan Yang Tak Masuk Akal
6. Mengupas Kebohongan Konspirasi Bumi Datar (5) : Mengapa Air Laut Tidak Tumpah..?
7. Mengupas Kebohongan Konspirasi Bumi Datar (6) : Peluncuran Roket, Kubah Bumi Mana Ya..?
8. Mengupas Kebohongan Konspirasi Bumi Datar (7) : Flat Earth Bukanlah Sebuah Teori, Dongeng Tanpa Landasan Ilmiah
9. Profesor Lapan VS Flat Earthers (Serial #1) — Jawaban Untuk Penggemar Dongeng Bumi Datar
Perhatikan pada video Flat Earth 05 Antartika Dan Bom Nuklir Bumi, pada menit 8.16 dijelaskan:
Dalam berita Daily Mail 13 Oktober 2015 disebutkan pada penerbangan China Airlines dengan rute dari Bali ke Los Angeles, seorang wanita melahirkan di dalam pesawat dengan ketinggian 30.000 kaki sehingga terpaksa dilakukan pendaratan darurat di Alaska..
Hal yang sangat mengherankan, dari Bali ke Los Angeles tetapi mendarat di Alaska..? Kata mereka, ini merupakan bukti telak. Perhatikan gambar berikut,
Bali - Alaska - LA (Versi Peta Bumi Bulat) |
Bali - Alaska - LA (Versi Peta Bumi Datar) |
Melakukan pendaratan darurat di Alaska dalam rute Bali - LA adalah hal yang tidak masuk akal menurut versi bumi bulat, tetapi sangat masuk akal jika ditinjau dari peta bumi datar. Bali, Alaska, dan LA berada dalam satu garis lurus..
> Jawaban :
Berikut adalah faedah yang kami dapatkan dari dosen kami, Dr. Setyanto Umar Hanif, beliau adalah dosen Fisika IPB hafizhahullahu ta'ala..
Berita di Daily Mail yang disebutkan dapat dicari dengan mudah, silahkan cek link berikut : http://www.dailymail.co.uk/travel/travel_news/article-3270382/Caught-camera-amazing-moment-woman-gives-birth-premature-baby-girl-30-000ft-Taiwan-Los-Angeles-flight-crew-passengers-helping-out.html
Berita tersebut tidak menjelaskan detail tentang penerbangannya. Jika kita telusuri berita dari China Post, disebutkan :
"CAL said her flight took off from Taiwan Taoyuan International Airport at 11:50 p.m. Wednesday and was scheduled to arrive in the U.S. at 8:35 p.m., Los Angeles time.."
Sumber : http://www.chinapost.com.tw/taiwan/national/national-news/2015/10/12/448127/Taiwanese-woman.htm
Jadi pesawatnya itu bukan direct flight dari Bali ke Los Angeles, tetapi mampir dulu di Hongkong menggunakan Garuda Indonesia (GA856), dari Hongkong kemudian ke Taipei/Taiwan menggunakan China Airlines (CI920), baru kemudian ke Los Angeles menggunakan China Airlines (CI8)..
Perhatikan jadwal China Airlines berikut,
Pengelabuan ini sangat jelas, kita diframing oleh video tersebut seakan-akan kejadiannya adalah seorang ibu melahirkan di dalam pesawat ketika dilakukan penerbangan langsung dari Bali ke Los Angeles, padahal kejadian yang sebenarnya adalah sebagaimana yang disebutkan oleh China Post di atas, Ibu tersebut melahirkan setelah 6 jam penerbangan dari Taipei..
Apa akibatnya jika kita mengikuti framingnya si pembuat video..? kita akan disuguhi gambar yang tidak masuk akal bila memakai konsep bumi bulat, bukankah sangat aneh jika melakukan pendaratan di Alaska..? Kalau pesawat tersebut berangkat dari Taipei, maka mendarat di Alaska setelah 6 jam penerbangan adalah hal yang sangat masuk akal untuk konsep bumi bulat. Perhatikan gambar berikut,
Karen Douglas, seorang psikolog University of Kent di Inggris menyatakan bahwa keyakinan para anggota Flat Earth Society sama seperti para pencipta teori konspirasi lain yang telah ia pelajari. Salah satu poin utama dari bantahan yang mereka buat adalah, mereka menjelaskan kejadian besar tetapi sering kali tanpa disertai penjelasan yang lengkap. Kenyataannya, kekuatan mereka banyak terletak pada kesamar-samaran..
——○●※●○——
Esha Ardhie
Rabu, 20 Juli 2016