Teladan Salaf Dalam Menyikapi Wabah Virus Corona COVID-19

Teladan Salaf Dalam Menyikapi Wabah Virus Corona COVID-19

"Orang yang mati syahid itu ada lima kalangan, yaitu mereka yang wafat karena: (1) tha'un, (2) sakit perut, (3) tenggelam, (4) tertimpa reruntuhan, dan (5) berperang di jalan Allah.."


Lockdown, Social Distancing, Dan Kesabaran Dalam Menyikapi Wabah Di Era Salaf


Oleh: Ustadz Adni Kurniawan

Nabi (ṣallāllāhu ‘alayh wa sallam) bersabda,

إذا سمعتم بالطاعون بأرض فلا تدخلوها وإذا وقع بأرض وأنتم بها فلا تخرجوا منها

“Jika kau mendengar tentang wabah (thā’ūn) di suatu daerah maka jangan mendatangi daerah itu. Namun jika wabah tersebut menimpa daerah tempat tinggalmu maka janganlah keluar darinya..” [HR al-Bukhārĩ dalam Ṣaḥīḥ-nya no. 5396, dan Muslim dalam Ṣaḥīḥ-nya no. 2218.]

Yang dimaksud dengan thā’ūn sebagaimana dijelaskan oleh penulis 'Awn al-Ma’būd dan ulama lainnya adalah wabah yang menyebabkan kematian yang luas..

Baca Juga: Gambaran Rumah Asli Nabi Dan Suri Teladan Di Dalamnya

Imam al-Bukhārĩ meriwayatkan bahwa ‘Āisyah RA pernah bertanya kepada Nabi tentang thā’ūn, maka beliau menjawab, “Ia adalah azab Allāh yang dikenakan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, namun juga menjadi rahmat bagi kaum mukmin. Tidaklah seorang hamba berada di suatu negeri yang terserang thā’ūn, namun ia tetap menetap di dalamnya, tidak keluar, bersabar dan mengharapkan pahala, serta ia meyakini bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya, maka ia mendapatkan pahala syahid..” [HR al-Bukhārĩ dalam Ṣaḥīḥ-nya no. 6245.]

Dalam riwayat lain, Nabi bersabda,

الطاعون شهادة لكل مسلم

“(Wafat karena) thā’ūn merupakan mati syahid bagi tiap muslim..” [HR al-Bukhārĩ dalam Ṣaḥīḥ-nya no. 2675, dan Muslim dalam Ṣaḥīḥ-nya no. 1916, dari Anas RA.]

Dalam riwayat lain dari Abū Hurayrah RA, Nabi bersabda,

الشهداء خمسة المطعون والمبطون والغرق وصاحب الهدم والشهيد في سبيل الله عز وجل

“Orang yang mati syahid itu ada lima kalangan, yaitu mereka yang wafat karena: (1) thā’ūn, (2) sakit perut, (3) tenggelam, (4) tertimpa reruntuhan dan (5) berperang di jalan Allah..” [HR al-Bukhārĩ dalam Ṣaḥīḥ-nya no. 624, dan Muslim dalam Ṣaḥīḥ-nya no. 1914.]

Para ahli sejarah mengisahkan, sebagaimana dalam Tārīkh al-Ṭabarĩ dan Tārīkh al-Dimasyq, bahwa pada tahun ke-18 hijriah terjadi wabah yang disebut Thā’ūn ‘Imwās [bisa dibaca: ‘Amawās atau ‘Amwas, nama suatu daerah di Palestina, sebagaimana disebutkan oleh Yāqūt al-Ḥamawĩ dalam Mu’jam al-Buldān], dengan korban yang wafat mencapai sekitar 25 ribu sampai 30 ribu orang. Sejumlah Sahabat turut wafat pada epidemi tersebut. Termasuk di antaranya gubernur distrik Syām kala itu: Abū ‘Ubaydah bin al-Jarrāḥ RA, berikut penggantinya: Mu’ādz bin Jabal RA..

Ketika wabah mulai menyebar, Abū ‘Ubaydah bin al-Jarrāḥ RA sempat tampil menyampaikan khotbah,

أيها الناس، إن هذا الوجع رحمة بكم ودعوة نبيكم وموت الصالحين قبلكم، وإن أبا عبيدة يسأل الله أن يقسم لأبي عبيدة منه حظه

“Wahai manusia, sesungguhnya penyakit ini merupakan rahmat untuk kalian, ia (sebagaimana) doa Nabi kalian, dan (penyebab) kematian orang-orang saleh sebelum kalian. Sungguh, Abū ‘Ubaydah meminta kepada Allāh untuk mendapatkan bagian darinya..”

Tak lama kemudian, beliau pun terkena thā’ūn tersebut dan wafat. Estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh Mu’ādz bin Jabal RA. Mu’ādz bersikap sebagaimana pendahulunya. Beliau berkhotbah dan berdoa dengan konten sebagaimana halnya Abū ‘Ubaydah RA sebelumnya. Mu’ādz pun juga wafat terkena thā’ūn tersebut..

Estafet kepemimpinan kemudian dipegang oleh ‘Amr bin al-‘Āṣ RA. Beliau mengambil kebijakan yang berbeda. Dalam khotbahnya, ‘Amr bin al-‘Āṣ RA mengibaratkan penyebaran wabah seperti layaknya nyala api. Beliau lalu memerintahkan masyarakat untuk berpencar di daerah pegunungan dan lembah. Kebijakan tersebut saat ini disebut dengan Social Distancing. Kebijakan itu berhasil dan wabah pun teratasi, meskipun pada awalnya ‘Amr bin al-‘Āṣ dicela oleh sebagian orang karena menempuh kebijakan yang berbeda dengan pendahulunya. Ketika tindakan ‘Amr bin al-‘Āṣ itu dilaporkan kepada ‘Umar bin al-Khaṭṭāb RA selaku khalifah, ‘Umar tidak mengingkarinya..

Demikian, semoga ada manfaatnya untuk diambil pelajaran darinya. Allāhu a’lam..

16/03/2020
Adni Abu Faris

***

Bahasan Sebelumnya: Gambaran Rumah Asli Nabi Dan Suri Teladan Di Dalamnya

Sumber: Disalin Dari Status Facebook Ustadz Adni Kurniawan

——○●※●○——

Blog Al-Mukhtashar
Senin, 16 Maret 2020


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." [HR. Muslim no. 1893]


Blognya Esha Ardhie Updated at: 16.16.00
Please Feel Free to Share