"Rumah Nabi yang penuh dengan kerendahan hati & bermodalkan keimanan. Rumah kenabian yang dipenuhi dengan keberkahan, terdapat di dalamnya suri tauladan & petunjuk hidup.."
Apakah sobat pernah melihat contoh duplikat, miniatur, atau replika dari rumah dan kamar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam? Yang citranya berlandaskan hadits-hadits shahih tentunya. Apakah hunian seorang nabi dan rasul Allah, sosok pemimpin umat yang telah dijamin surga oleh Allah subhanu wa ta'ala memiliki desain interior yang mewah dan bertingkat-tingkat? Sama sekali tidak, tempat tinggal beliau begitu sederhana dan secukupnya. Hal ini memberikan pelajaran bagi kita, bahwa ukuran kesuksesan seseorang bukanlah terletak pada harta dan rumahnya. Semoga shalawat dan salam selalu terlimpah kepada beliau..[1]
Daftar Isi
Rumah Rasulullah
Kehidupan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah kehidupan yang dipenuhi dengan keberkahan, karunia dan rahmat Allah subhanahu wa ta'ala, serta jaminan kehidupan yang bahagia dari Allah subhanahu wa ta'ala di dunia dan akhirat. Oleh karena itu kewajiban umatnya adalah menjadikan kehidupan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai panutan dan suri tauladan dalam kehidupan mereka. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.." [QS. al-Ahzab: 21].
Marilah kita melihat bagaimana rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, rumah yang penuh dengan kerendahan hati, dan bermodalkan keimanan. Rumah kenabian yang dipenuhi dengan keberkahan. Di dalamnya banyak pelajaran, suri tauladan dan petunjuk hidup, di tengah-tengah zaman yang dipenuhi dengan materi serta berlomba-lomba dalam kemewahan..
1. Kamar Rasulullah
Kamar-kamar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dibangaun di atas pelepah kurma, tembok-temboknya terbuat dari batu-batu yang disusun dengan tanah liat, atapnya terbuat dari pelepah kurma. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, "Saya masuk rumah istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada masa khilafah Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu, saya dapat memegang atapnya dengan kedua tanganku.." [Lihat: Shahih Adab al-Mufrod: 450].Dari Dawud bin Qois berkata, "Saya melihat kamar-kamar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terbuat dari pelepah kurma yang terbalut dengan serabut, saya perkirakan lebar rumah ini, antara pintu kamar dengan pintu rumah kira-kira 6 atau 7 hasta, saya mengukur luas rumah dari dalam 10 hasta, dan saya kira tingginya antara 7 dan 8, saya berdiri di pintu 'Aisyah saya dapati kamar ini menghadap Maghrib (Maroko).." [Lihat: Shahih Adab al-Mufrod: 451].
2. Tempat Tidur Rasulullah
Terkadang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur di atas alas dan terkadang di atas kulit, tikar, lantai, kasur dan terkadang di atas kain hitam. Tempat tidur Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terbuat dari tali yang dianyam, begitu juga bantalnya..Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhuma berkata, "Saya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat itu beliau sedang tidur di atas tikar yang membekas pada pinggangnya, saya menangis." Beliau berkata, "Apa yang menjadikanmu menangis?" Saya berkata, "Raja Kisro dan Qoishor tidur di atas kain sutra sedang engkau tidur di atas tikar." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Perumpamaanku dan dunia ini adalah tidak lain seperti pengendara yang ber- lindung di bawah pohon kemudian dia meninggalkannya.." [HR. Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad Shahih].
Dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian mengatakan demikian, karena tempat tidur Kisro dan Qoisar akan berada di neraka, sedang tempat tidurku ini pada akhirnya akan berada di surga.."
3. Perabot Rumah Rasulullah
Dari Tsabit berkata, "Anas bin Malik mengeluarkan tempat minum yang terbuat dari kayu dan sangat tebal serta dibalut dengan besi." Anas berkata: "Wahai Tsabit ini adalah tempat minum Rasulullah, beliau minum air, sari buah, madu, dan susu darinya.." [HR. Tirmidzi].Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam kitab Zad al-Ma'aad berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mempunyai bejana dari batu yang digunakan untuk wudhu, tempat mencuci baju dari kuningan, nampan dari kuningan, tempat sisir, tempat celak, nampan yang terdiri dari 4 sisi dan dibawa 4 lelaki, mangkok, karpet yang ujung-ujungnya terdapat anyaman, Sa'ad bin Zuroroh menghadiahkannya kepada beliau.."
4. Keseharian Rasulullah Di Rumahnya
Dari al-Aswad radhiyallahu 'anhu berkata, "Saya bertanya kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha apa yang dilakukan Rasulullah di rumahnya? Aisyah menjawab, "Rasulullah selalu membantu keluarganya, jika waktu shalat telah masuk beliau berwudhu dan pergi untuk shalat.." [HR. Muslim]Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjahit bajunya, sendalnya, dan melakukan apa yang selayaknya dikerjakan para lelaki di rumahnya.." [HR. Ahmad dengan sanad Shahih].
'Aisyah radhiyallahu 'anha ditanya, "Apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di rumahnya?" Dia menjawab, "Beliau adalah manusia selayaknya manusia biasa, beliau membersihkan kotoran yang menempel pada bajunya, memerah susu dan mengurus dirinya.." [Lihat: Shahih al-Adab al-Mufrod: 419].
5. Menu Makanan Rasulullah
An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhu menyebutkan kondisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Saya melihat Nabi kalian melipat perutnya seharian penuh, tidak mendapatkan makanan yang dapat mengisi perutnya walaupun itu kurma yang paling jelek.." [HR. Muslim].'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Kami adalah keluarga Muhammad selama sebulan kami tidak menyalakan api kecuali hanya sekedar kurma dan air.." [HR. al-Bukhari].
Aisyah berkata, "Keluarga Muhammad semenjak tinggal di Madinah tidak pernah kenyang dari makanan yang terbuat dari gandum selama tiga hari berturut-turut sampai beliau meninggal.." [HR. al-Bukhari].
Al-Bukhari juga meriwayatkan dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa beliau berkata kepada Urwah, "Wahai anak saudariku, sungguh kami menanti 3 kali hilal dalam dua bulan dan tidak pernah api itu dinyalakan di rumah-rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Saya (Urwah) berkata, "Lantas apa yang kalian makan?" 'Aisyah berkata, "Kurma dan air, tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mempunyai tetangga dari kalangan anshor yang banyak memberi, mereka sering mem- beri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari rumah mereka, sehingga mereka bisa memberi makan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.."
Imam Muslim meriwayatkan dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah kenyang dari roti dan minyak dalam satu hari pun.."
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan dunia ini sedang beliau tidak pernah kenyang dari gandum dalam satu hari, baik makan siang maupun makan malam.." [HR. Muslim].
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Rasulullah tidur pada beberapa malam sedang keluarganya melipat perutnya, tidak mendapatkan makan malam.." [HR. Tirmidzi].
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan al-Bukhari dalam shahihnya selalu membaca do'a, "Ya Allah berikanlah rizki makanan pokok untuk keluarga Muhammad.."
Ibnu Baththol berkata, "Hadits menunjukan atas fadhilah kesederhanaan dan mengambil seperlunya dari kehidupan dunia serta mencukupkan diri dari kelebihan hal itu demi mendapatkan kenikmatan akhirat dan mengedepankan sesuatu yang kekal dari yang fana. Oleh kerena itu seharusnya, umat beliau mengikutinya dalam hal ini.."
Al-Qurthubi berkata, "Makna hadits ini adalah anjuran untuk mencari kecukupan, karena makanan pokok itu adalah yag dapat membantu tubuh dan cukup untuk kebutuhan. Kondisi demikian dapat menyelamatkan diri dari penyakit kaya dan penyakit miskin.."
***
Bahasan Sebelumnya: 15 Adab Penting Ketika Bertamu Dan Berkunjung (Berziarah)
Sumber: Buletin Dakwah An-Nur (Yayasan Al-Sofwa) Th. XIV No. 693/ Jum'at III/ Safar 1430 H/ 20 Februari 2009 M. Judul "Rumah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam". Penulis Nizar Saad Jabal, Disadur Dari Makalah Yang Ditulis Oleh Dr. Amirah Bintu Ali Ash-Sha'idi.
[1] Ditambahkan oleh Admin Blog Al-Mukhtashar
——○●※●○——
Blog Al-Mukhtashar
Jum'at, 06 Maret 2020