Introvert & Extrovert, Jauh Di Dalam Sebuah Bahasa (Alasan Saya Memihak Introvert)

Introvert Dan Ekstrovert

Jauh Di Dalam Sebuah Bahasa
(Alasan Mengapa Saya Begitu Memihak Kaum Introvert)

"Jauh lebih mudah untuk menjadi kritis, daripada benar.." —Benjamin Disraeli

Ketika suatu persepsi dipegang teguh di dalam kultur suatu masyarakat, persepsi tersebut akan mengakar pada bahasa yang digunakan masyarakat tersebut. Bahasa kita merefleksikan nilai dan kepercayaan yang kita miliki..

Saya mencari kata introversi di dalam beberapa kamus dan sebuah ensiklopedia. Dalam Dictionary of Psychology, introversi didefinisikan sebagai: "...orientasi ke dalam diri. Seorang introver disibukkan dengan pikirannya sendiri, ia menghindari hubungan sosial dan cenderung melarikan diri dari kenyataan.."

Baca Juga : Seberapa Luasnya Langit, Seberapa Dalamnya Lautan – Perbedaan Extrovert Dan Introvert

The International Dictionary of Psychology menyebutkan bahwa introversi adalah: "...suatu kepribadian yang dikarakteristikkan sebagai kesibukkan dengan diri sendiri, kurangnya kemampuan bersosialisasi, dan kepasifan.."

Dalam Webster's New Collegiate Dictionary, introversi dideskripsikan sebagai: "...suatu situasi atau kecenderungan untuk sepenuhnya atau didominasi oleh kesibukkan dengan (atau tertarik kepada) kehidupan mental diri sendiri.."

Dan mungkin Anda ingin duduk sebelum mendengar yang berikut ini. Dalam Webster's New World Thesaurus, seorang introver disebut sebagai: "...perenung, pengamat diri sendiri, seseorang yang egois, narsis, menutup diri, senang melakukan sesuatu sendirian dan penyendiri.."

Ketika saya membaca penjelasan itu, saya mulai membayangkan Unabomber (seorang genius yang kemudian menjadi teroris) yang hidup tanpa listrik dan air di kabinnya di hutan..

Ketika saya mencari kata ekstroversi pada buku-buku yang sama, jelaslah mengapa kebanyakan dari kita merasa malu menjadi seorang introver. Dalam Dictionary of Psychology, ekstroversi adalah: "...kecenderungan untuk mengarahkan kepribadian keluar, seorang ekstrover merupakan orang-orang yang sosial, dan orang-orang yang motifnya dibentuk oleh kejadian-kejadian eksternal.."

Dalam The International Dictionary of Psychology: "...ekstroversi ditandai dengan ketertarikan pada dunia luar, termasuk kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi, ketegasan, mencari sensasi dan dominasi.."

Dalam Webster's New Collegiate Dictionary: "...ditandai dengan memperoleh kepuasan dari apa yang berada di luar diri sendiri, bersahabat, tak terbatas.."

Akhirnya, Webster's New World Thesaurus mendefinisikan ekstroversi sebagai: "...senang berteman, poros sebuah pesta, tukang pamer.." Hanya itu definisi yang buruk mengenai ekstroversi..

Apakah Anda mulai mengerti? ketika saya terdengar seperti terlalu memihak pada kaum introver, itu memang kenyataannya. Saya hanya sedang berusaha menyeimbangkan permainan antara introver dan ekstrover. Pemainan itu sudah sejak lama tidak seimbang..

Baca Juga : Psikologi Anak Kembar Yang Terpisah, Hasil Penelitian Yang Mengejutkan

——○●※●○——

Sumber : The Introvert Advantage, Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover (edisi terjemah), halaman 60-61. Judul Asli : The Introvert Advantage, How to Thrive in an Extrovert World. Penulis : Marti Olsen Laney. Penerjemah : Meita Lukitawati. Penerbit : PT Elex Media Komputindo.

Disalin ulang oleh : Esha Ardhie
Ahad, 26 Februari 2017

> Catatan :

Sebagai tambahan, maka saya cantumkan definisi "introver" dan "ekstrover" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)..

• in·tro·ver /introvér/ a bersifat suka memendam rasa dan pikiran sendiri dan tidak mengutarakannya kepada orang lain; bersifat tertutup..

• eks·tro·ver /ékstrovér/ n orang yang minatnya ditujukan seluruhnya kepada yang ada di luar dirinya dan tidak ditujukan kepada yang ada dalam pikiran dan perasaannya sendiri (bersikap terbuka)..

By the way, kenapa ya introver disimbolkan dengan a "Adjektiva" (kata sifat), sedangkan ekstrover disimbolkan dengan n "Nomina" (kata benda)..??


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." [HR. Muslim no. 1893]


Blognya Esha Ardhie Updated at: 10.00.00
Please Feel Free to Share