Talbis Iblis Terhadap Orang-Orang Sufi Saat Setengah Sadar
Oleh : Imam Ibnul Jauzi Al-Baghdadi (W. 597H)
Jika orang-orang mendengar lagu, maka mereka menjadi setengah sadar, sambil bertepuk tangan, berteriak-teriak, dan ada pula yang sampai mencabik-cabik bajunya. Iblis telah memperdayai mereka hingga mereka berbuat kelewat batas. Mereka berhujjah bahwa tatkala turun ayat, "Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (para pengikut setan) semuanya." [QS. Al-Hijr: 43], maka Salman Al-Farisi berteriak dan ada sesuatu yang bergejolak dalam pikirannya, lalu dia menghilang entah kemana selama tiga hari.
Ada pula riwayat-riwayat yang cukup terkenal dari ahli ibadah, bahwa jika mereka mendengarkan Al-Qur'an, maka di antara mereka ada yang langsung meninggal dunia, ada pula yang pingsan dan ada yang berteriak-teriak. Yang seperti ini banyak disebutkan dalam buku-buku zuhud.
Inilah tanggapannya: Tentang riwayat dari Salman Al-Farisi, maka itu adalah sesuatu yang mustahil dan dusta, di samping tidak ada sanad dari riwayat ini. Sementara itu, ayat di atas turun di Makkah. Padahal Salman masuk Islam saat di Madinah. Tak ada satu pun riwayat yang seperti ini dari seorang sahabat.
Tentang pingsan saat mendengarkan Al-Qur'an, dapat kami katakan: "Memang ada seseorang yang pingsan saat takut, atau rasa takut yang menghantuinya membuat dirinya diam dan membisu, sehingga dia tak ubahnya orang yang meninggal dunia. Kalau pun ada orang yang setengah sadar, lalu kedua kakinya melangkah tidak pasti, mencabik-cabik pakaian dan mengerjakan hal-hal yang dilarang syariat, maka kita tahu, setan telah memperdayai dan mempermainkannya."
Ketahuilah bahwa para sahabat memiliki hati yang paling bersih. Mereka tidak pernah bertindak layaknya orang yang setengah sadar saat menangis dan beribadah secara khusyu'. Inilah hadits Al-Irbadh bin Sariyah, dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan nasihat kepada kami, sehingga air mata kami berlinang dan hati kami menjadi tergetar."
Abu Bakar Al-Ajuri berkata: "Al-Irbadh tidak berkata, 'Kami menjadi setengah sadar dan kami memukuli dada kami', seperti orang-orang sufi bodoh yang dipermainkan setan."
***
Dari Husain bin Abdurrahman, dia berkata: Aku pernah bertanya kepada Asma' binti Abu Bakar, "Bagaimana keadaan para sahabat saat membaca Al-Qur'an?" Dia menjawab, "Keadaan mereka seperti yang disifati Allah, mata mereka dan kulit mereka merinding."
Aku mengabarkan kepada Asma', "Sesungguhnya di tempat kami ada seseorang, jika dibacakan Al-Qur'an, maka dia menjadi pingsan." Asma' berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk."
***
Dari Ikrimah, dia berkata: Aku pernah bertanya kepada Asma' binti Abu Bakar, "Adakah seseorang di antara orang-orang salaf yang pingsan karena takut?" Dia menjawab, "Tidak ada, tetapi mereka menangis."
***
Dari Abu Hazim, dia berkata: Ibnu Umar melewati seseorang dari Irak yang pingsan. Dia bertanya, "Ada apa dengannya?" Orang-orang menjawab, "Begitulah keadaannya jika dibacakan Al-Quran." Ibnu Umar berkata, "Kami benar-benar takut kepada Allah azza wajalla, tetapi kami tidak sampai pingsan."
***
Dari Qatadah, dia berkata: Ada seseorang mengabarkan kepada Anas bin Malik, "Ada sekumpulan orang yang jatuh pingsan apabila dibacakan Al-Quran." Anas Menimpali, "Itu adalah perbuatan orang-orang Khawarij."
***
Dari Ahmad bin Sa'id Ad-Dimasqi, dia berkata: Abdullah bin Az-Zubair mendengar kabar bahwa anaknya, Amir mengikuti segolongan orang yang biasa jatuh pingsan saat membaca Al-Qur'an. Maka dia berkata kepada anaknya itu, "Wahai Amir, jika aku melihatmu berkumpul bersama orang-orang yang pingsan saat membaca Al-Qur'an, maka aku akan memukulmu."
Inilah penuturan Amir bin Abdullah bin Az-Zubair: Aku menemui ayahku, dan aku langsung ditanya, "Darimana engkau tadi?"
Aku melihat segolongan orang yang tidak pernah kulihat yang lebih baik dari mereka. Mereka berdzikir kepada Allah, lalu salah seorang di antara mereka gemetar lalu pingsan karena takut kepada Allah. Maka aku pun duduk-duduk bersama mereka. "Setelah ini engkau tidak boleh berkumpul bersama mereka," kata ayahku.
Tetapi rupanya ayah melihat rasa tidak puas pada diriku atas kata-katanya itu. Maka dia berkata lagi, "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca Al-Qur'an, aku juga pernah melihat Abu Bakar dan Umar membaca Al-Qur'an, tetapi mereka sama sekali tidak seperti itu. Apakah menurut pendapatmu orang-orang itu lebih takut kepada Allah daripada Abu Bakar dan Umar?" Baru aku bisa menerima penjelasan ayah, sehingga aku pun tidak lagi berkumpul bersama mereka.
***
Dari Amr bin Malik, dia berkata: Tatkala kami berada di hadapan Abul-Jauza' untuk mendengarkan wejangannya, tiba-tiba ada seseorang yang telentang dengan badan menggigil. Seketika itu pula Abul-Jauza' mendekatinya. Ada yang memberitahukan kepadanya, "Wahai Abul-Jauza', dia itu setengah sadar." Abul-Jauza' berkata, "Menurutku, dia itu termasuk orang-orang yang sudah mati. Maka keluarkan dia dari masjid ini."
***
Dari Jarir bin Hazim, dia pernah bersama Muhammad bin Sirin. Lalu ada seseorang memberitahukan kepadanya, "Sesungguhnya di tempat ini ada segolongan orang yang menjadi pingsan apabila dibacakan Al-Qur'an." Maka Muhammad bin Sirin berkata, "Apabila salah seorang di antara mereka di suruh duduk di sebuah taman lalu dibacakan Al-Qur'an dari awal hingga akhir, maka jika dia benar-benar, dia adalah orang yang benar." Muhammad bin Sirin melihat perbuatannya itu hanya sekedar dibuat-buat, tidak murni muncul dari hari mereka.
***
Suatu hari Al-Hasan menyampaikan nasihat. Lalu ada seorang di antara hadirin yang pingsan. Maka Al-Hasan berkata, "Jika perbuatanmu itu karena Allah, berarti engkau telah mencari ketenaran untuk dirimu, dan jika bukan karena Allah, berarti engkau telah merusak dirimu sendiri."
Dari Abdul-Karim bin Rusyaid, dia berkata: Aku sedang berada di tengah halaqah Al-Hasan. Lalu ada seseorang yang menangis dengan suara yang keras. Al-Hasan berkata, "Sesungguhnya setan pun saat ini sedang menangis."
***
Dari Abu Shafwan, dia berkata: Al-Fudhail bin Iyadh berkata kepada anaknya yang pingsan, "Wahai anakku, jika engkau jujur dengan perbuatanmu ini, berarti engkau telah melecehkan dirimu sendiri, dan jika engkau berpura-pura, berarti engkau telah merusak dirimu sendiri."
***
Dari Muhammad bin Ahmad An-Najjar Al-Murta'isi, dia berkata: Aku melihat Abu Utsman Sa'id bin Utsman yang sedang menyampaikan wejangan. Tiba-tiba ada seseorang yang pingsan di hadapannya. Maka dia berkata, "Wahai anakku, jika engkau jujur, berarti engkau telah memamerkan seluruh apa yang ada pada dirimu, dan jika engkau pura-pura, berarti engkau telah menyekutukan Allah."
***
Jika ada seseorang yang berkata: "Penjelasan ini tertuju hanya kepada orang-orang yang jujur dan bukan tertuju kepada orang-orang yang riya'. Lalu apa pendapatmu tentang orang yang hendak pingsan dan dia tidak mampu untuk melawannya?"
Jawabannya: Gejala yang pertama kali dirasakan orang yang pingsan ialah perasaan gemetar di dalam batin. Jika seseorang berusaha menahan diri agar keadaan batinnya tidak tampak, tentu setan akan merasa putus asa memperdayai dirinya, sehingga menjauhi dirinya. Seperti yang dilakukan Ayyub As-Sakhtiyani, jika dia sedang berbicara dan hatinya menjadi berdebar maka dia pun mengusap hidungnya seraya berkata, "Alangkah parahnya salesmaku." Namun jika seseorang meremehkan nafsunya dan tidak peduli terhadap kondisi dirinya yang akan pingsan, atau memang dia sengaja menampakkan dirinya, maka setan akan meniupnya sehingga dia menjadi gemetar karena tiupan setan itu.
Jika ada seseorang berkata: "Taruhlah bahwa seseorang sudah berusaha menguasai dirinya yang akan pingsan, namun tetap saja dia tak mampu sehingga dia pun benar-benar menjadi pingsan. Lalu manakah setan menyusup ke dalam dirinya?"
Jawabannya: Kami tidak mengingkari sebagian orang yang memang tidak mampu untuk menguasai keadaan dirinya saat hendak pingsan. Tetapi yang menjadi tanda kejujurannya ialah dia sudah berusaha untuk menguasai diri, lalu tiba-tiba saja dia tidak sadar apa yang telah terjadi dengan dirinya. Dia termasuk orang yang difirmankan Allah, "Dan Musa pun jatuh pingsan." (Al-A'raf: 143)
Dari Khalid bin Khidasi, dia berkata, "Kitab Ahwalul-Qiyamah dibacakan di hadapan Abdullah bin Wahb. Maka dia pun jatuh pingsan dan setelah itu dia sama sekali tidak bisa berbicara, dan selang beberapa hari kemudian dia meninggal dunia."
Memang banyak orang yang meninggal setelah mendengarkan nasihat atau minimal pingsan, tetapi jika pingsannya orang-orang yang pura-pura pingsan dengan berteriak dan badannya gemeteran, maka itu adalah tindakan yang dibuat-buat, yang dibantu oleh setan.
Jika ada yang berkata: "Apakah kedudukan orang yang mukhlis menjadi berkurang karena keadaan seperti ini?"
Jawabannya: Ya, hal ini bisa dilihat dari dua sudut,
1. Andaikata ilmunya kuat, tentu dia sanggup menguasai diri agar tidak pingsan.
2. Dia menyalahi jalan para sahabat dan tabi'in, sehingga dengan alasan ini sudah cukup untuk mengatakan bahwa tindakannya itu mengurangi kedudukannya.
Dari Khalaf bin Hausyab, dia berkata, "Khawwat biasa menggigil saat berdzikir. Lalu Ibrahim menegurnya, "Jika engkau menguasai dirimu, maka aku tidak peduli lagi untuk memperingatkan dirimu. Jika engkau tidak mampu menguasai diri, berarti engkau telah menyalahi orang-orang sebelumnya yang lebih baik darimu."
Ibrahim (An-Nakha'i) adalah seorang ahli fiqih yang berpegang teguh kepada As-Sunnah dan sangat memperhatikan atsar para sahabat. Sementara Khawwat termasuk orang-orang shalih yang sebenarnya tidak suka berbuat secara pura-pura. Tetapi nyatanya Ibrahim masih sempat menegurnya. Lalu bagaimana dengan orang yang suka berpura-pura..?
Baca Juga : Hati-Hati, Inilah Tipuan Iblis Ketika Kita Berwudhu
——○●※●○——
Sumber : Buku "Perangkap Setan" (edisi terjemah) halaman 295-299. Judul Asli: تلبيس إبليس. Penulis: Ibnul Jauzi. Penerjemah: Kathur Suhardi. Penerbit: Pustaka Al-Kautsar, Cetakan ke-12 Tahun 2013.
Disalin ulang oleh : Esha Ardhie
Jum'at, 04 Desember 2015