Talbis (Tipuan) Iblis Dalam Masalah Wudhu
Oleh : Imam Ibnul Jauzi Al-Baghdadi (W. 597H)
Di antara mereka ada yang diperdaya setan dalam masalah niat dengan berucap, "Aku berniat menghilangkan hadats." Lalu berkata, "Untuk sahnya shalat." Lalu berkata lagi, "Aku berniat menghilangkan hadats."
Sebab talbis (tipuan) Iblis ini ialah kebodohan terhadap syariat. Karena yang namanya niat itu ada di dalam hati, bukan dengan lafazh. Memaksakan niat dengan lafazh merupakan sesuatu yang sama sekali tidak diperlukan, di samping tidak ada maknanya.
Di antara mereka ada yang dikecoh Iblis tatkala memandang air yang digunakan untuk wudhu' dengan berkata, "Dari mana engkau tahu bahwa air itu suci..?" Lalu dia membuat berbagai kemungkinan yang macam-macam. Padahal fatwa syariat sudah cukup baginya bahwa dasar hukum air adalah suci. Yang dasar ini tidak boleh ditinggalkan hanya karena kemungkinan-kemungkinan.
Di antara mereka ada yang dikecoh dengan masalah banyaknya air. Padahal banyaknya air menghimpun empat macam kemakruhan:
1. Berlebih-lebihan dalam penggunaan air.
2. Menghabiskan waktu yang sangat berharga dalam perkara yang bukan wajib dan bukan pula sunnah.
3. Melangkahi syariat, karena dia tidak merasa puas terhadap sesuatu yang sudah dicukupkan syariat, kaitannya dengan penggunaan air yang sedikit.
4. Memasuki perkara yang dilarang, berupa sikap yang berlebih-lebihan dalam tiga perkara di atas.
Adakalanya dia wudhu' dalam jangka waktu yang lama sehingga tertinggal waktu shalat, atau tidak bisa shalat pada awal waktu, atau ketinggalan mengikuti shalat jama'ah. Andaikata dia memikirkan urusan-urusannya, tentu dia akan tahu bahwa dia telah melakukan sesuatu yang kontradiksi dan juga berlebih-lebihan. Kita sering melihat orang yang sangat memperhatikan masalah was-was ini, sementara dia tidak mau memperhatikan masalah makan dan minumnya, tidak menjaga lidah dan ghibah. Andaikan saja dia mau membalik urusannya.
Di dalam sebuah hadits disebutkan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati Sa'd yang sedang wudhu', lalu beliau bertanya, "Mengapa engkau berlebih-lebihan seperti itu wahai Sa'd..?"
Sa’d ganti bertanya, "Apakah di dalam wudhu' juga ada istilah berlebih-lebihan..?"
Beliau menjawab, "Benar, sekalipun engkau berada di sungai yang mengalir." (HR. Ibnu Majah dan Ahmad). [1]
Dari Abu Na'amah, bahwa Abdullah bin Mughaffal mendengar anaknya berkata (berdo'a), "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon surga Firdaus kepada-Mu, aku memohon istana berwarna putih di sebelah kanan dari surga saat aku memasukinya."
Lalu Abdullah berkata: Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari neraka. Karena aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Akan muncul di tengah umat ini segolongan orang yang berlebih-lebihan dalam berdo'a dan bersuci." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad). [2]
Dari Ibnu Syaudzab, dia berkata: Al-Hasan menghadapi sebagian orang seraya berkata, "Seseorang ada yang wudhu' dengan air dari satu geriba, mandi dengan banyak guyuran, setimba demi setimba, karena hendak menyiksa diri sendiri dan menyalahi Sunnah Nabinya."Abul Wafa' bin Aqil berkata, "Sesuatu paling berharga yang dicari orang-orang yang berakal adalah waktu, dan yang paling sedikit digunakan orang yang beribadah adalah air."
Dari akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak pernah dikenal adanya ibadah dengan menggunakan air yang banyak.
Baca Juga : Tipuan Iblis, Kebiasaan Orang-Orang Sufi Yang Menghinakan Diri
***
Catatan :
[1] Sanadnya hasan, sekalipun ada yang dibicarakan dalam sanadnya (Huyai Al-Mu'afiri). Kami juga menyebutkan hadits ini dalam buku yang lain, bahwa riwayat Qutaibah dari Abu Luhai'ah ini bagus dan shahih insya Allah.
[2] Sanadnya shahih. Dalam masalah ini juga ada hadits lain dari Sa'd bin Abi Waqqash yang diriwayatkan Ath-Thayalisi, Abu Daud dan Ahmad.
——○●※●○——
Sumber : Buku "Perangkap Setan" (edisi terjemah) Karya Ibnul Jauzi, Halaman 194-196. Judul Asli: تلبيس إبليس. Penerjemah: Kathur Suhardi. Pustaka Al-Kautsar, Cetakan ke-12 Tahun 2013.
Disalin ulang oleh : Esha Ardhie
Selasa, 29 September 2015