Al-Hafizh Abdul Ghani Al-Maqdisi Dan Alat-Alat Musik

Alat Alat Musik Gitar Klasik

Al-Hafizh Abdul Ghani Al-Maqdisi Dan Alat-Alat Musik

Beliau adalah al-Imam al-Hafizh Taqiyuddin Abu Muhamad Abdul Ghani bin Abdul Wahid bin Ali bin Surur bin Rafi' bin Hasan bin Ja'far al-Maqdisi al-Jama'ili ad-Dimasyqi ash-Shalihi al-Hanbali..

Adh-Dhiya' (muridnya) menceritakan,

كان لا يرى منكرا إلا غيره بيده أو بلسانه، وكان لا تأخذه في الله لومة لائم. قد رأيته مرة يهريق خمرا فجبذ صاحبه السيف فلم يخف منه، وأخذه من يده، وكان قويا في بدنه، وكثيرا ما كان بدمشق ينكر ويكسر الطنابير والشبابات

"Tidaklah dia melihat kemungkaran melainkan pasti mengubahnya dengan tangannya atau dengan lisannya, dan tidak menghiraukan celaan orang yang mencela dalam menegakkan agama Allah. Suatu kali aku melihatnya menumpahkan khamar, lalu pemiliknya menghunus pedang, namun dia tidak takut darinya dan mengambil pedang tersebut dari tangan pemiliknya. Dia adalah orang yang kuat tubuhnya. Di damaskus dia seringkali mematahkan rebab dan alat-alat musik semacam seruling.."

قال خالي الموفق: كان الحافظ لا يصبر عن إنكار المنكر إذا رآه، وكنا مرة أنكرنا على قوم وأرقنا خمرهم وتضاربنا، فسمع خالي أبو عمر، فضاق صدره، وخاصمنا، فلما جئنا إلى الحافظ طيب قلوبنا، وصوب فعلنا وتلا: وأنه عن المنكر وأصبر على ما أصابك

"Pamanku, Al-Muwaffaq mengatakan: 'Al-Hafizh tidak bersabar untuk mengingkari kemungkaran apabila melihatnya. Suatu ketika kami mengingkari kemungkaran suatu kaum dan kami tumpahkan khamar mereka sehingga kami bertikai. Ketika pamanku, Abu Umar mendengar keadaanku, maka dadanya sesak dan membantah kami. Ketika kami datang kepada al-Hafizh, dia menghibur hati kami dan membenarkan perbuatan kami seraya membaca,

وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ

'Cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu..' (QS. Luqman: 17)"

وسمعت أبا بكر بن أحمد الطحان، قال: كان بعض أولاد صلاح الدين قد عملت لهم طنابير، وكانوا في بستان يشربون، فلقي الحافظ الطنابير فكسرها

"Aku mendengar Abu Bakar bin Ahmad ath-Thahhan mengatakan: 'Rebab telah dibuat untuk anak-anak Shalahuddin, dan mereka sedang minum-minum di tengah taman, maka al-Hafizh mendatangi rebab itu lalu mematahkannya'." [1]

Adh-Dhiya' juga menceritakan,

وسمعت أبا بكر ابن الطحان، قال: كان في دولة الافضل جعلوا الملاهي عند الدرج، فجاء الحافظ فكسر شيئا كثيرا، ثم صعد يقرأ الحديث، فجاء رسول القاضي يأمره بالمشي إليه ليناظره في الدف والشبابة فقال: ذاك عندي حرام ولا أمشي إليه، ثم قرأ الحديث. فعاد الرسول فقال: لابد من المشي إليه، أنت قد بطلت هذه الاشياء على السلطان، فقال الحافظ: ضرب الله رقبته ورقبة السلطان، فمضى الرسول وخفنا، فما جاء أحد

"Aku mendengar Abu Bakar bin ath-Thahhan mengatakan: 'Dia berada di negara al-Afdhal, mereka meletakkan alat-alat yang melenakan di dekat menara (yakni menara Jairun). Ketika al-Hafizh datang, dia mematahkan sesuatu, kemudian naik mimbar untuk membacakan hadits. Kemudian datanglah utusan al-Qadhi menyuruhnya untuk datang kepadanya guna berdialog dengannya tentang duff dan syababah (semacam seruling). Dia mengatakan, "Ini bagiku adalah haram dan aku tidak akan datang kepadanya". Kemudian dia membaca hadits. Utusan itu datang kembali seraya mengatakan, "Engkau harus datang kepadanya karena engkau telah melenyapkan semua ini di hadapan penguasa". Al-Hafizh mengatakan, "Semoga Allah membinasakannya dan membinasakan penguasa". Utusan itu pun pergi dan kami merasa ketakutan, ternyata tidak ada seorang pun yang datang'." [2]

Abdul Ghani al-Maqdisi (wafat 606 H) adalah seorang Amirul Mukminin dalam bidang hadits.

قال ضياء الدين: كان شيخنا الحافظ لا يكاد يسأل عن حديث إلا ذكره وبينه، وذكر صحته أو سقمه، ولا يسأل عن رجل إلا قال: هو فلان بن فلان الفلاني ويذكر نسبه، فكان أمير المؤمنين في الحديث

Dhiya'uddin mengatakan: "Syaikh kami al-Hafizh nyaris tidaklah ditanya tentang sebuah hadits melainkan dia pasti (dapat) menyebutkannya dan menjelaskannya, menyebutkan keshahihannya atau kedhaifannya. Tidaklah dia ditanya tentang seseorang melainkan dia pasti (dapat) menjawab, dia adalah fulan bin fulan al-fulani, dan menyebutkan nasabnya. Dia adalah Amirul Mukminin di bidang hadits.." [3]

Baca Juga : Alasan Mengapa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Tidak Pernah Menikah

***

Catatan :

[1] Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 21/454.

[2] Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 21/456.

[3] Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 21/448.

——○●※●○——

Esha Ardhie
Jum'at, 11 Desember 2015


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." [HR. Muslim no. 1893]


Blognya Esha Ardhie Updated at: 15.18.00
Please Feel Free to Share