Pelunturan Tabiat Wanita
Perjalanan ruang dan waktu membawaku menemukan sosok-sosok yang kukenal di masa lalu. Adalah seorang wanita yang dahulunya berhijab rapih menawan, dan kini kutemukan telah bertelanjang mahkotanya yang rupawan. Ada orang-orang yang berubah karena mengejar dunia. Dan ada orang-orang yang berubah karena meninggalkan dunia..
Pada akhirnya, semuanya memang akan pergi. Tetapi seuntai mawar, mati dengan meninggalkan jejak-jejak keindahan, dan ada bunga-bunga yang dipetik untuk meninggalkan jejak-jejak kedukaan..
Membebaskan wanita dari tabiatnya adalah pembodohan. Emansipasi. Sebuah kutukan yang mengatasnamakan kebebasan. Ekspresi jiwa yang mendobrak batas-batas naluri dalam fitrah, wanita. Kesetaraan hak. Kami sama dan kami tak berbeda, begitu kilahnya dan lahirlah sosok-sosok wanita ksatria. Tak malu seorang wanita memimpin negaranya, tak segan wanita memimpin rumah tangganya. Sekolah kami tinggi, prestasi kami menumpuk, pengalaman organisasi kami sangat diakui, untuk apa di dalam rumah berdiam diri..? Maka kita perhatikan bahwa, wanita-wanita yang meninggalkan rumahnya dengan aktivitas-aktivitas yang mereka tuntut, perhatikanlah bahwa mereka sedang menyaingi suami mereka lalu kembali pulang ke dalam rumahnya dengan keadaan lelah, dan meminta haknya untuk beristirahat dari keletihannya. Mereka bekerja, mengasah tulang, memeras keringat, mengukir kata menuntut haknya untuk setara, mencukur alis-alis mereka, memakai jeans layaknya seorang pria, dengan lincah berdesak-desakkan dalam keramaian angkutan dalam bus kota. Dan tibalah ia dalam rumahnya dan berkata kepada suaminya, "Lihatlah, aku pun bisa sepertimu, bahkan lebih hebat darimu. Kamu tak memiliki kelebihan apa pun dalam pandanganku.."
Siapakah pedoman kita..? Sebuah ungkapan mengatakan, "Maa gharranaa bi rabbinaa illa al-gharb", tiada yang memalingkan kita dari Allah kecuali Barat..
Arrijaalu qawwaamuuna alan-nisaa. Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, tidakkah kita mengingatnya..!?
Ingatlah, laki-laki yang engkau anggap remeh itu adalah sosok yang dibela oleh malaikat dan dirindukan oleh bidadari..
Salah satu tanda kepemimpinan berada di lengan suami ialah, jika seorang suami tidur dalam keadaan marah kepada istrinya maka sang istri mendapat laknat malaikat sampai subuh. Namun jika seorang istri tidur dalam keadaan marah kepada suaminya, maka suami tidaklah mendapatkan laknat. Justru bisa jadi sikap marahnya istri tersebut malah menyakiti hati suami yang dengannya bidadari di surga berkata, "Jangan sakiti dia, suamimu itu ibarat tamu yang singgah dalam kehidupanmu dan sebentar lagi dia pasti meninggalkanmu untuk kembali kepada kami.."
Namun nyatanya, tidak semua wanita terjebak ke dalam ilusi. Muncullah titik-titik terang yang kembali memperjuangkan tabiat asli mereka dari kaum-kaum yang hendak menghancurkan ras manusia dengan kegelapan. Adalah Aline Wielar, seorang penulis perempuan menuturkan dalam bukunya yang berjudul "Ar-Rajul wa Al-Mar'ah: Asrar lam Tunsyar Ba'd" (Laki-laki dan Perempuan, Rahasia yang Belum Terungkap). Beliau mengungkapkan,
"Bahwa saya adalah seorang perempuan yang menjadi korban dari gerakan kebebasan perempuan. Saya beranggapan bahwa kaum laki-laki dan perempuan adalah dua sosok yang memiliki banyak perbedaan. Saat itu, saya merasa sedang berada dalam kekolotan dalam berpikir. Setiap hari saya mengenakan celana panjang ketat lalu berangkat ke tempat kerja; kondisi saat itu memang mendesain dan memaksaku untuk menjadi seperti itu. Dan saya membutuhkan selama 40 tahun untuk mengetahui letak kesalahanku dan kekeliruanku. Apakah orang-orang yang menyebut dirinya sebagai kaum feminis itu telah berdusta kepadaku dan kepada perempuan di seluruh dunia secara umum? Jawabannya: iya. Namun, saya tidak mengetahui secara detail siapa tokoh di balik gerakan pembebasan perempuan ini. Kami hanya cenderung pasrah dengan segala kebodohan ini dan menerimanya tanpa bisa melawan.."
Laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban masing-masing, hanya saja keduanya memiliki cara yang berbeda dalam menunaikannya. Ingatlah, bahwa kupu-kupu itu indah di taman-taman bunga, maka janganlah mendatangi lumpur-lumpur tempat kerbau membajak tanah..
Dr. Laura Schlessinger menyebutkan dalam bukunya Woman Power: Transform Your Man, Your Marriage, Your Life (The Companion to the Proper Care and Feeding of Husbands),
"Saya mengategorikan diriku sebagai seorang perempuan yang cukup toleran, saya berupaya membela kepentingan perempuan. Apabila kita mengurangi beban istri atau ibu, itu merupakan bagian penting dari memahami kadar perasaan dan fisiknya yang memang sangat berbeda dari kaum laki-laki. Saya bersyukur kepada Tuhan karena pada usia ke-35 ini saya memahami bahwa urusan rumah tangga dan keluarga adalah prioritas dari segala jenis urusan..
Baca Juga : Surat Kecil Untukmu Wahai Muslimah
——○●※●○——
Esha Ardhie
20 Agustus 2015