Studi Terbaru, Diet Ketogenik Memperpanjang Umur Dan Meningkatkan Kekuatan Fisik
Berbicara soal kesehatan, ialah suatu bahasan yang penting dan tak kunjung usai. Dan berbicara soal ketogenik, berarti kita sedang membicarakan polemik yang belakangan ini hangat diperbincangkan, tidak hanya dalam lingkup media sosial, bahkan menjadi "bahan obrolan" di kalangan peneliti atau pun ahli gizi. Sayangnya, banyak di antara kita yang hanya mengandalkan testimoni tanpa mempertimbangkannya kepada seorang ahli, jika memang mereka menganggap hal tersebut adalah perkara yang serius. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak semestinya terjadi. Banyak orang yang tidak tahan dengan diet tersebut, mengingat bahwa kita, manusia adalah pemakan karbohidrat dan perubahan pola dapat berakibat pada perubahan mood sehingga merasa ketidakbetahan atau tidak nyaman dengan efek yang ditimbulkan. Di sisi lain, ada juga yang merasa cocok dan masih menjalaninya hingga saat ini, bahkan bukan lagi menjadi suatu "program diet", akan tetapi sudah menjadi sebuah pola hidup yang baru..
Baca Juga : Apakah Murottal Al-Quran Dapat Menyuburkan Tanaman? (Tinjauan Syariat Dan Sains)
Sebelum kita membahas judul di atas, mari kita berbicara sedikit tentang diet ketogenik. Seperti yang kita ketahui bahwa diet ini mulanya ialah penawar bagi penyakit epilepsi dan bukan tipe diet untuk pengurangan berat badan, ketogenik merupakan salah satu alternatif pengobatan untuk pasien epilepsi. Diet ketogenik telah digunakan sejak tahun 1921 dan berhasil mengobati beberapa macam epilepsi pada pasien yang resistance dengan pengobatan antikejang. Dokter spesialis anak dari Universitas Johns Hopkins menyatakan teori bahwa keadaan kelaparan (starvation) dapat meningkatkan pembentukan ketone dalam sirkulasi yang disebut dengan ketosis. Proses ini memberikan efek antiepileptik. Mempertahankan ketosis tanpa keadaan kelaparan dapat dicapai dengan memberikan asupan nutrisi tinggi lemak serta rendah karbohidrat dan rendah protein. Mekanisme efek ketosis terhadap epilepsi juga masih terus dikaji, hipotesis yang ada menyatakan bahwa ketone memiliki efek penstabil pada sistem saraf pusat, perubahan kadar lemak memiliki efek antikejang, dan sebagainya..
Mengingat banyak orang yang hidup di usia 80an dan 90 tahun, para peneliti telah mengkaji masalah kesehatan dan kualitas hidup yang terjadi selama masa penuaan berlangsung. Sebuah kajian baru-baru ini di UC Davis School of Veterinary Medicine menyoroti masalah terkait dengan menunjukkan bahwa diet tinggi lemak atau ketogenik dapat memperpanjang umur dan juga dapat meningkatkan kekuatan fisik..
Perlu diketahui bahwa objek kajian pada penelitian ini adalah tikus. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok diet; diet umum dengan tinggi karbohidrat, diet rendah karbohidrat/tinggi lemak, dan diet ketogenik (89-90% dari total asupan kalori). Pada awalnya mereka khawatir bahwa diet tinggi lemak akan meningkatkan berat badan dan mengurangi rentang hidup..
Dr. Jon Ramsey, seorang ahli gizi dan merupakan peneliti senior menyatakan bahwa ia sedikit terkejut dengan hasil yang didapatkan, "Tetapi saya terkesan dengan besarnya hasil yang kami amati, peningkatan 13% rentang hidup rata-rata tikus dengan diet tinggi lemak dibandingkan diet tinggi karbohidat. Pada manusia, peningkatan sekitar 7-10 tahun. Tetapi yang terpenting, tikus-tikus tersebut mempertahankan kualitas kesehatannya di kemudian hari.."
Diet ketogenik sangat populer dengan berbagai klaim manfaat kesehatan, namun para ilmuwan masih menelisik apa yang terjadi selama ketosis. Dan penelitian ini tidak dirancang untuk fokus terhadap penurunan berat badan, tetapi untuk melihat metabolisme dan bagaimana hubungannya dengan penuaan..
Mekanika yang menyebabkan penuaan merupakan faktor paling utama penyebab timbulnya berbagai penyakit yang mempengaruhi hewan pengerat dan manusia, Ramsey telah menghabiskan 20 tahun terakhir untuk mempelajari hal ini. Mengingat beberapa penelitian yang melakukan pembatasan kalori pada banyak hewan untuk memperlambat penuaan, ia pun tertarik bagaimana diet tinggi lemak dapat mempengaruhi proses penuaan..
Selain secara signifikan meningkatkan rentang hidup rata-rata tikus, diet ketogenik juga meningkatkan daya ingat dan fungsi motorik, serta mencegah peningkatan tanda-tanda peradangan terkait usia..
Dalam studi ini, banyak hal yang dipandang tidak jauh berbeda seperti halnya manusia. Pada tingkat mendasar, manusia mengikuti perubahan yang sama dan mengalami penurunan fungsi keseluruhan organ selama penuaan. Kajian ini menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat memiliki efek yang besar dalam kesehatan dan pada rentang hidup, tanpa penurunan berat badan atau pembatasan asupan. Hal ini membuka wacana baru bahwa diet memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap penuaan..
Studi pendukung yang diterbitkan oleh Buck Institute for Research on Aging dalam edisi yang sama dengan Cell Metabolism menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat memperpanjang umur dan meningkatkan daya ingat pada tikus yang sudah menua..
> Referensi Jurnal :
Megan N. Roberts, Marita A. Wallace, Alexey A. Tomilov, Zeyu Zhou, George R. Marcotte, Dianna Tran, Gabriella Perez, Elena Gutierrez-Casado, Shinichiro Koike, Trina A. Knotts, Denise M. Imai, Stephen M.Griffey, Kyoungmi Kim, Kevork Hagopian, Fawaz G. Haj, Keith Baar, Gino A. Cortopassi, Jon J. Ramsey, Jose Alberto Lopez-Dominguez. A Ketogenic Diet Extends Longevity and Healthspan in Adult Mice. Cell Metabolism, 2017;26 (3): 539 DOI: 10.1016/j.cmet.2017.08.005
https://www.sciencedaily.com/releases/2017/09/170905145551.htm
Baca Juga :
○ Apakah Murottal Al-Quran Dapat Menyuburkan Tanaman? (Tinjauan Syariat Dan Sains)
○ ASI Dapat Menyelamatkan Ribuan Nyawa Anak Dan Mencegah Kanker
○ Kupas Fakta Seputar Mitos Minuman Bersoda Oleh SEAFAST Center IPB
○ Hoax, Benarkah NASA Mengakui Mukjizat Terbelahnya Bulan?
○ Air Oksigen, Air Yang Mengandung Oksigen Dan Mengandung HOAX
——○●※●○——
Esha Ardhie
Ahad, 10 September 2017