Seberapa Dalamnya Lautan, Seberapa Luasnya Langit

Seberapa Dalamnya Lautan, Seberapa Luasnya Langit

Seberapa Dalamnya Lautan, Seberapa Luasnya Langit

Perbedaan ketiga antara ekstrover dan introver, menyangkut konsep luas dan kedalaman. Kaum ekstrover menyukai sesuatu yang luas –banyak teman dan pengalaman, mengetahui sedikit tentang semua hal, menjadi seorang generalis. Apa yang mereka dapatkan dari lingkungan luar tidak serta merta meluas secara internal saat mereka memproses pengalaman tersebut. Mereka malah mencari pengalaman selanjutnya. Seperti yang dikatakan seorang teman saya yang outie (sebutan untuk seorang ekstrover), "Saya senang sekali berpindah dari satu kerumunan ke kerumunan yang lain di sebuah pesta, dan hanya mendapatkan hal pokok dari setiap percakapan mereka.."

Ya, dia tidak suka bila ada suatu hal yang dia tidak ketahui. Bagi kaum ekstrover, kehidupan adalah mengumpulkan pengalaman. Mereka melihat dunia ini seperti suatu brunch (sarapan yang digabung dengan makan siang –red) yang diperpanjang. Mereka mampu menyantap semua hidangan yang ada di sebuah perjamuan dan baru pergi bila mereka sudah merasa terlalu kenyang. Mereka ingin memeras setiap stimulus yang ada di kehidupan ini sebisa mungkin. Bagi mereka, keragaman sangat menstimulus dan menyegarkan..

Baca Juga: Jika Saya Beritahu Anda, Saya Harus Bunuh Anda

Berbeda dengan kaum ekstrover, kaum introver menyukai kedalaman dan akan membatasi pengalaman mereka, namun mereka akan merasakannya secara mendalam. Sering kali mereka hanya mempunyai sedikit teman, namun mempunyai tingkat keakraban yang lebih tinggi. Kaum introver senang menyelami sebuah topik dan lebih sering mencari "kualitas" daripada "kuantitas". Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi mereka untuk membatasi topik pembicaraan/ aktifitas menjadi satu atau dua topik saja, supaya mereka tidak akan merasa kewalahan..

Pikiran mereka menyerap informasi dari lingkungan luar, kemudian merenungkan dan memperluasnya. Dan lama setelah mereka mendapatkan sebuah informasi, mereka akan tetap mencoba untuk mencerna dan merenungkannya –mirip seperti seekor sapi yang terus-menerus mengunyah rumput mamahannya. Bagaimana mungkin ada orang lain selain seorang introver yang mempunyai kesabaran untuk mempelajari pola perkawinan lalat tsetse dari Afrika Selatan?

Itu juga sebabnya mengapa kaum introver benci diganggu, dan saya akan membahas hal tersebut nanti. Sangat sulit bagi mereka untuk menarik diri keluar dari konsentrasinya yang sangat dalam, dan untuk mendapatkan kembali konsentrasi serupa membutuhkan banyak energi tambahan yang tidak mereka miliki..

Baca Juga: Edisi Terbatas, Era Sempurna Bagi Kaum Introvert

——○●※●○——

Sumber: The Introvert Advantage, Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover (edisi terjemah), halaman 27-28. Judul Asli: The Introvert Advantage, How to Thrive in an Extrovert World. Penulis: Marti Olsen Laney. Penerjemah: Meita Lukitawati. Penerbit: PT Elex Media Komputindo.

Disalin ulang oleh: Esha Ardhie
Kamis, 23 Februari 2017


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." [HR. Muslim no. 1893]


Blognya Esha Ardhie Updated at: 17.44.00
Please Feel Free to Share