Tempo Yang Lebih Lambat
Terkadang, saya berpikir kalau kaum introver tercipta untuk zaman yang lebih awal dalam sejarah. Saya memiliki sebuah kotak sepatu berisi surat-surat dengan motif bunga yang romantis milik kakek dan nenek saya ketika mereka saling surat-menyurat tahun 1896-1899..
Kakek saya adalah seorang kontraktor jembatan yang bepergian ke seluruh bagian Amerika Tengah untuk membangun jembatan Arrowback. Waktu dia berpisah, dia akan mengirimkan surat yang menceritakan tentang harinya di sore hari —rapat bisnisnya dan apa yang dia lihat dari jendela kereta. Nenek saya akan menulis, pada kertas vanila dengan tulisan tangan yang indah bertinta biru, mengenai teman-temannya saat acara minum teh bersama, dan taman tempat dia bersantai. Kehidupan saat itu bertempo lebih lambat..
Baca Juga : Menyikapi Kaum Introver, Berikan Mereka Waktu Untuk Merenung
Sebuah tanda perubahan era dalam kehidupan nenek saya terdapat dalam salah satu suratnya: "Saya akan menerima tamu dari pukul 2 sampai dengan pukul 4 pada hari Minggu sore.."
Etika sosial pada era yang ramah tamah itu membantu mereka mengukur kecepatan orang-orang. Ada waktu untuk berkunjung, ada waktu untuk tidak menerima tamu. Ini adalah era yang sempurna bagi kaum introver..
Edisi Terbatas
"Yang terpenting adalah apa yang Anda lakukan dengan apa yang ada pada Anda.." —Shirley Lord
Kita bertumbuh di dalam masyarakat yang mendorong perasaan "mendapatkan semuanya" dan "melakukan semuanya", tanpa adanya batasan. Namun, kenyataannya kita semua memiliki keterbatasan —terutama kaum introver. Energi kita terbatas, dan kita harus berpikir dengan hati-hati untuk menggunakannya. Hal ini memang sulit untuk diterima. Namun, hal ini akan membuat kita menghargai apa yang dapat kita lakukan..
Banyak orang yang saya wawancarai untuk buku ini, telah menerima kenyataan bahwa mereka tidak akan memiliki teman sebanyak kaum ekstrover, mampu untuk bekerja sebanyak kaum ekstrover, atau melakukan hal sebanyak kaum ekstrover. Namun, persahabatan mereka lebih mendalam, mereka melakukan pekerjaan yang bermakna, dan mereka menikmati saat-saat yang kelihatannya tidak penting, lebih tenang, dan lebih berharga dalam kehidupannya. Semakin baik Anda dapat menghargai keuntungan dari menjadi seorang kaum introver, semakin Anda mampu menerima kenyataan bahwa Anda memiliki keterbatasan..
Hal ini tidak berarti bahwa ada sesuatu yang salah pada diri Anda. Memiliki keterbatasan bukanlah masalahnya. Masalahnya terletak pada bagaimana kita memaknai keterbatasan itu, dan bagaimana hal itu sering menyebabkan rasa sakit. Cobalah untuk melihat sisi positif dari sifat-sifat yang ada pada Anda sejak lahir. Katakan pada diri Anda, "Saya memiliki energi yang rendah, tetapi itu bagian dari sifat saya, saya bisa tetap berhasil menyelesaikan hal-hal yang penting bagi saya." Jangan biarkan diri Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak dapat Anda ubah —saat Anda sudah menerima kenyataan ini, hal tersebut dapat membuat Anda merasa beban tanpa beban. Ingat, setiap manusia memiliki keterbatasan, termasuk kaum ekstrover yang lincah..
Salah satu cara tercepat untuk menerima kenyataan bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan, adalah dengan mengakui kekecewaan kita. Banyak orang yang ingin melewatkan langkah ini. Hal itu disebut dengan penyangkalan. Namun, jika Anda berpura-pura tidak keberatan untuk tidak memiliki tubuh yang energik atau kemampuan untuk melontarkan komentar-komentar cepat, Anda mungkin secara diam-diam marah —mengkritik diri sendiri, atau merasa Anda memiliki kelemahan yang serius. Mungkin juga Anda tetap mengharapkan diri Anda tidak seperti sekarang. Kita diberikan perasaan untuk menolong kita menjalani kehidupan ini..
Tidak memiliki energi yang banyak memang mengecewakan. Namun, jika Anda membiarkan diri Anda merasakan kekecewaan ini, kesedihan itu akan berlalu. Sebagai gantinya, Anda akan menghargai energi efisien yang memang Anda miliki..
Baca Juga : Jika Saya Beri Tahu Anda, Saya Harus Bunuh Anda
——○●※●○——
Sumber : The Introvert Advantage, Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover (edisi terjemah), halaman 281-283. Judul Asli : The Introvert Advantage, How to Thrive in an Extrovert World. Penulis : Marti Olsen Laney. Penerjemah : Meita Lukitawati. Penerbit : PT Elex Media Komputindo.
Disalin ulang oleh : Esha Ardhie
Rabu, 11 Januari 2017
*Dengan Editing