Sains, Salah Satu Bekal Kita Untuk Akhirat
Saudaraku, sebelumnya kami ingin mengucapkan selamat kepada anda karena telah diberi kenikmatan oleh Allah untuk bisa menuntut ilmu sains dan berbagai ilmu dunia lainnya di tingkat universitas..
Bersyukurlah kepada Allah, karena tidak semua orang mendapatkan nikmat ini. Seorang ulama' terdahulu, Sufyaan ibn 'Uyainah rahimahullah berkata, "Cara bersyukur kita atas nikmat Allah adalah dengan mengucapkan puji syukur (kalimat hamdalah) kepadaNya dan dengan menggunakan nikmat tersebut dalam keta'atan.." [Hilyatul Auliyaa', 7/278]
Oleh karena itu, pertanyaan pentingnya adalah, "Untuk apa kita belajar ilmu sains (serta ilmu dunia lainnya) ini?" Apakah akan kita gunakan untuk berkontribusi pada umat dengan meniatkan pahala akhirat, ataukah akan kita gunakan hanya sekedar untuk mencari gelar, kerja, posisi, dan jabatan..?
Saudaraku, sungguh rugi jika target kita hanyalah berhenti pada dunia. Kita semua yakin bahwa perjalanan kita tidak hanya berhenti hingga di dunia ini saja. Pernahkah kita berpikir, bagaimana prestasi kita kelak di akhirat? Bagaimana posisi kita kelak di sana jika dibandingkan dengan para hamba Allah yang lainnya? Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang paling bijak adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkannya.." [As-Silsilah Ash-Shahiihah, 1384]
Ayo kita manfaatkan ilmu sains kita (dan ilmu dunia lainnya) untuk kemaslahatan umat. Ajarkan ilmu tersebut kepada orang lain, sambil mengharap pahala kepada Allah Ta'ala. Buatlah penelitian yang dapat membantu ibadah kita agar bisa lebih baik, atau meningkatkan kesejahteraan umat Islam, atau memperkuat 'izzah kaum muslimin di mata dunia, sambil mengharap pahala kepada Allah Ta'ala..
Jika ada yang berkata, "Kami paham dengan penelitian yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat Islam atau memperkuat 'izzah kaum muslimin, yaitu misalnya adalah penelitian dalam bidang ekonomi atau bidang militer. Namun kami tidak paham apa contoh penelitian yang dapat membantu ibadah kita agar bisa lebih baik." Saudaraku, contohnya banyak sekali. Allah Ta'ala tidak melarang, bahkan Dia memotivasi segala inovasi duniawi, seperti inovasi dalam sains dan teknologi, jika memang inovasi tersebut bermanfa'at untuk agama dan dunia kita..
Misalnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dulu mengakhirkan waktu shalat zhuhur jika cuaca terlalu panas [Al-Bukhariy, 533, 534, dan Muslim, 615]. Ini menunjukkan dianjurkannya penelitian tentang kipas angin atau air conditioner di dalam masjid, sehingga kaum muslimin bisa khusyu' dalam melaksanakan shalat zhuhur. Misalnya lagi, Allah Ta'ala memerintahkan kita untuk shalat lima waktu tepat pada waktunya [An-Nisa', 103]. Ini menunjukkan dianjurkannya penelitian untuk membuat tabel jadwal waktu shalat yang akurat, untuk membantu orang tua kita yang telah sepuh atau saudara kita yang tunanetra sehingga mereka dapat mengetahui waktu shalat dengan mudah. Buatlah penelitian tentang jadwal waktu shalat ini, karena metode yang ada sekarang masih kurang akurat terutama untuk negara-negara subtropis, sembari terus mendidik umat agar tidak melupakan cara utama untuk mengetahui waktu shalat, yaitu dengan cara melihat langsung..
Adapun penelitian tentang mengetahui waktu awal dan akhir Ramadhan dengan perhitungan astronomi, maka ini menyelisihi syari'at, karena syari'at menyebutkan dua hal: tanda masuknya awal dan akhir Ramadhan (yaitu hilaal), beserta metode untuk mengetahui tanda tersebut (yaitu ru'yatul-hilaal). Ini berbeda dengan waktu shalat, di mana syari'at hanya menyebutkan tandanya, tanpa menyebutkan metodenya..
Inilah beberapa contoh tentang bagaimana kita bisa menjadikan sains (dan ilmu dunia kita lainnya) sebagai bekal untuk akhirat. Semoga Allah Ta'ala memberkahi ilmu kita dan memberikan kita ilmu yang bermanfa'at dan amal yang shalih..
– Dimuat di Koran Uleenuha tahun 2016
Baca Juga : Video 3D Pertama Yang Merekam Kejadian Menarik Pada Embrio Alga Hijau
——○●※●○——
Sumber : Ilmfirst
Esha Ardhie
Sabtu, 13 Agustus 2016