Kaidah Dalam Berdebat Dan Bertukar Pikiran | Syaikh 'Utsaimin


Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin

Berdebat dan bertukar pikiran ada dua macam:

1. Berdebat Dengan Bertengkar

Yaitu mendebat orang-orang bodoh, dan bersikap lancang kepada ulama. Dia hanya ingin membela pendapatnya saja, dan ini tercela.

2. Berdebat Untuk Menetapkan Kebenaran

Jika demikian maka hal ini terpuji dan diperintahkan. Tanda-tandanya adalah jika telah jelas kebenaran bagi seseorang maka dia merasa puas dengan hal itu dan dia rujuk kepadanya. Adapun berdebat yang hanya ingin membela dirinya saja maka akan engkau temukan, seandainya kebenaran telah jelas baginya, dan kebenaran itu ternyata ada di pihak lawannya, maka dia mengemukakan berbagai dalih, "Jika ada yang mengatakan begini..?" Kemudian, bila dijawab maka dia akan berkata lagi, "Jika ada yang berpendapat begini..?" Dan seterusnya hingga tak berkesudahan. Orang yang seperti ini berbahaya, hatinya tidak akan menerima kebenaran bila berkaitan dengan berdebat dengan orang lain, tetapi bila ia menyendiri, barangkali syaitanlah yang menyodorkan berbagai dalih tadi.

Allah ta'ala berfirman:

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

"Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang nyata." [QS. Al-An'aam: 110]

Dan Allah berfirman:

فَإِن تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَن يُصِيبَهُم بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ

"Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah hanyalah akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik." [QS. Al-Maaidah: 49]

Maka wajib bagimu wahai saudaraku untuk menerima kebenaran, baik ketika berdebat dengan orang lain atau pun ketika engkau menyendiri. Ketika kebenaran telah jelas bagimu maka katakanlah "Kami dengan dan kami taat." Oleh karena itu engkau temukan para sahabat menerima apa-apa yang telah ditetapkan oleh Rasul عليه الصلاة والسلم atau apa yang beliau kabarkan tanpa banyak dalih. Walhasil, jika berdebat dimaksudkan untuk mencari kebenaran dan membongkar kebathilan maka itu adalah baik. Biasakanlah hal itu dan pelajarilah, terutama di zaman kita sekarang, karena di dalamnya banyak terjadi perdebatan dan tukar pikiran sehingga sesuatu yang sudah tetap dan nyata di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah kemudian dibawa kepada pemahaman yang samar. Sebagian manusia ada yang menghindari perdebatan sekalipun dia benar, dengan berdalih kepada hadits:

وَأَنَا زَعْيِمٌ بِبَيْتٍ فِيْ رَبَضِ الْحَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وِإِنْ كَانَ مُحِقًّا

"Aku adalah pemimpin di sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar." [HR. Abu Dawud, kitab al-Adab, bab Husnul Khulq]

Lalu dia meninggalkan perbuatan (debat ini). Kita katakan: Siapa yang meninggalkan perdebatan tentang agama Allah maka dia tidak benar secara mutlak karena ini berarti kekalahan bagi kebenaran, akan tetapi terkadang hal itu benar apabila perdebatannya menyangkut sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan masalah agama. Umpamanya, seseorang berkata, "Aku melihat si fulan di pasar." Yang lain berkata, "Tetapi aku melihatnya di masjid." Lalu terjadilah perdebatan di antara keduanya, maka inilah perdebatan yang disebutkan dalam hadits tadi. Adapun orang yang meninggalkan perdebatan dalam membela kebenaran maka dia tidaklah benar secara mutlak dan tidak termasuk dalam hadits tadi.

***

Sumber : Buku "Panduan Lengkap Menuntut Ilmu" (edisi terjemah) halaman 278-280. Judul Asli: كتاب العلم. Penulis: Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin. Penerjemah: Abu Haidar al-Sundawy. Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, cetakan ke-4 2012

Disalin ulang oleh : Esha Ardhie
Minggu, 4 Desember 2015
Judul artikel dibuat oleh admin


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." [HR. Muslim no. 1893]


Blognya Esha Ardhie Updated at: 06.52.00
Please Feel Free to Share