Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin
Pertanyaan :
Syaikh rahimahullah ditanya tentang apa hukum mempelajari bahasa Inggris pada waktu sekarang?
Jawaban :
Mempelajarinya hanyalah sebagai wasilah (perantara/alat), apabila engkau memerlukannya sebagai alat untuk mengajak manusia kepada Allah. Maka terkadang mempelajarinya menjadi wajib, tetapi jika engkau tidak memerlukannya maka janganlah menyibukkan waktumu untuk itu, tetapi sibukkanlah dengan pelajaran yang lebih penting dan lebih bermanfaat. Kebutuhan manusia itu berbeda-beda dalam mempelajari bahasa Inggris. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhuma untuk mempelajari bahasa Yahudi.[1]
Maka mempelajari bahasa Inggris hanyalah sebagai salah satu alat. Jika engkau memerlukannya maka boleh mempelajarinya, jika tidak perlu maka janganlah engkau sia-siakan waktumu untuk itu.
***
[1] Redaksi haditsnya sebagai berikut:
Dari Kharijah yaitu anak Zaid bin Tsabit, dia berkata, telah berkata Zaid bin Tsabit, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkanku, maka aku mempelajari kitab Yahudi untuk beliau. Beliau berkata, 'Sesungguhnya aku demi Allah, Yahudi tidak beriman kepada kitabku.' Lalu aku mempelajarinya dan tidaklah berlalu waktu bagiku untuk mempelajarinya kecuali setengah bulan hingga aku menguasainya. Lalu aku menuliskan untuk beliau apabila beliau ingin menulis dan aku membacakan untuk beliau bila ada tulisan (surat) untuknya."
Dikeluarkan oleh Abu Dawud; Kitab al-Ilmu Bab Riwayatu Hadiits Ahli Kitaab, Imam Ahmad (V/186), al-Hakim dalam al-Mustadrak (I/75) dan dia berkata "Hadits shahih" dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
Dan hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari secara muallaq (tanpa menyebutkan sanadnya secara lengkap -pen) dalam Shahihnya Kitab al-Ahkaam Bab Tarjamatul Hukkaam wa hal Yajuuzu Turjumaanun Waahidun. Telah berkata Kharijah bin Zaid bin Tsabit, dari Zaid bin Tsabit, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menyuruhku untuk mempelajari kitab Yahudi sehingga aku menuliskan surat-surat untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku membacakan surat-surat mereka untuk beliau apabila mereka menulis surat untuk beliau."
[Lihat al-Ishaabah (I/543)]
***
Sumber : Kitaabul 'Ilmi, Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin. Edisi Indonesia : Panduan Lengkap Menuntut Ilmu, Bab IV (Kitab-Kitab, Fatwa-Fatwa, dan Faedah Seputar Ilmu), Pertanyaan ke-18 hal. 139, Pustaka Ibnu Katsir, Cetakan ke-4, Penerjemah : Abu Haidar al-Sundawy.
***
Esha Ardhie
Jakarta, 29 Rabiul Akhir 1436