Apakah Murottal Al-Qur'an Dapat Menyuburkan Tanaman? (Tinjauan Syariat Dan Sains)

Apakah Murottal Al-Qur'an Dapat Menyuburkan Tanaman? (Tinjauan Syariat Dan Sains)

Apakah Murottal Al-Qur'an Dapat Menyuburkan Tanaman? (Tinjauan Syariat Dan Sains)

Ini hanyalah tulisan ringkas, berbagi pandangan dalam diskusi. Seperti judulnya, kita ingin mengetahui bagaimana pengaruh Ayat-Ayat Allah yang dilantunkan dalam murottal terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk memikirkan hal-hal yang bersifat seperti ini, saya biasanya membedakan tinjauan dalam permasalahan, meninjau dari segi syariat dan melihatnya dalam sudut pandang sains..

Perlu diingat bersama, dalam membangun suatu metode penelitian atau kita katakanlah "sebuah percobaan"; landasan teori, tujuan, dan hipotesis adalah hal yang sangat penting karena dari sanalah kesimpulan yang diharapkan kita tujukan..

1. Tinjauan Syariat

Pertanyaan pertama, apa tujuan kita dalam hal ini, apakah benar perlu dilakukan? apakah untuk menerangakn kebenaran Al-Qur'an atau hanya sekedar mencari faedah? Menurut hemat saya, hal ini adalah tidak perlu dipikirkan atau ditinjau terlalu jauh karena tidak berhubungan dengan syariat atau pun hukum-hukum Islam. Untuk memperjelas maksud tersebut, saya akan menulisakan sebuah hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam..

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ كِلَاهُمَا عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ وَعَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقَوْمٍ يُلَقِّحُونَ فَقَالَ لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا لَصَلُحَ قَالَ فَخَرَجَ شِيصًا فَمَرَّ بِهِمْ فَقَالَ مَا لِنَخْلِكُمْ قَالُوا قُلْتَ كَذَا وَكَذَا قَالَ أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan 'Amru An Naqid seluruhnya dari Al Aswad bin 'Amir; Abu Bakr berkata; Telah menceritakan kepada kami Aswad bin 'Amir; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Hisyam bin 'Urwah dari Bapaknya dari 'Aisyah dan dari Tsabit dari Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati suatu kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma lalu beliau bersabda: "Sekiranya mereka tidak melakukannya, kurma itu akan (tetap) baik." Tapi setelah itu, ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan rusak. Hingga suatu saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati mereka lagi dan melihat hal itu beliau bertanya: "Ada apa dengan pohon kurma kalian?" Mereka menjawab: "Bukankah Anda telah mengatakan hal ini dan hal itu? Beliau lalu bersabda: "Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.." (HR. Muslim, no. 2363)

Sepertinya ini adalah momen yang sangat tepat apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ingin mengajarkan ilmu atau pun memberikan faedah yang berhubungan dengan tanaman. Namun nyatanya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak mengatakan, "Perdengarkanlah Al-Qur'an kepada tanaman-tanaman tersebut agar ia tumbuh subur," dan pada akhirnya beliau pun menekankan bahwa hal tersebut adalah perkara dunia yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak lebih tau daripada mereka..

Sekali pun disebut bahwa langit dan bumi dan isinya bertasbih kepada Allah, saya pun belum bisa menemukan sisi pendalilannya..

Maka, apakah memperdengarkan Al-Qur'an untuk menyuburkan tanaman ini pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau para sahabatnya..? Lalu dari mana kita membangun landasan teori untuk percobaan ini? Jadi dalam poin ini, saya pikir hal tersebut adalah sikap yang berusaha mengaitkan sesuatu yang tidak terdapat kaidah sebab-akibatnya. Poin pengambilan sebab adalah hal yang penting karena masuk dalam ranah aqidah..

Dan apakah dengan ini kita telah mendudukkan fungsi Al-Qur'an sebagaimana mestinya..? Jika lebih dikhususkan lagi, bibit satu dibacakan Al-Fatihah, bibit dua dibacakan Al-Baqarah, bibit tiga dibacakan Ali Imran, lalu hasilnya dibuat kesimpulan. Dan begitu pun dengan surat-surat yang lain. Saya malah khawatir hal ini termasuk dalam perkara yang diada-adakan..

>> Tanah Dan Air Ialah Sebab Tumbuh Suburnya Tanaman

Al-Qur'an menyebutkan yang menjadi sebab tumbuh suburnya tanaman adalah tanah dan air..

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖ   ۚ  وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًا   ۗ  كَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّشْكُرُوْنَ

"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.." [QS. Al-A'raf: 58]

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَاَسْكَنّٰهُ فِى الْاَرْضِ ۖ  وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوْنَ

"Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di Bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya.." [QS. Al-Mu'minun: 18]

فَاَنْشَأْنَا لَـكُمْ بِهٖ جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّ اَعْنَابٍ  ۘ  لَـكُمْ فِيْهَا فَوَاكِهُ كَثِيْرَةٌ وَّمِنْهَا تَأْكُلُوْنَ

"Lalu dengan (air) itu, Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur; di sana kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari (buah-buahan) itu kamu makan.." [QS. Al-Mu'minun: 19]

وَهُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً  ۚ  فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًا  ۚ  وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍ  ۗ  اُنْظُرُوْۤا اِلٰى ثَمَرِهٖۤ اِذَاۤ اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ  ۗ  اِنَّ فِيْ ذٰ لِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

"Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." [QS. Al-An'am: 99]

هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً لَّـكُمْ مِّنْهُ  شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ

"Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu.." [QS. An-Nahl: 10]

يُنْۢبِتُ لَـكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُوْنَ وَالنَّخِيْلَ وَالْاَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ ۗ  اِنَّ فِيْ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّـقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

"Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.." [QS. An-Nahl: 11]

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا نَسُوْقُ  الْمَآءَ اِلَى الْاَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا تَأْكُلُ مِنْهُ  اَنْعَامُهُمْ وَاَنْفُسُهُمْ ۗ  اَفَلَا يُبْصِرُوْنَ

"Dan tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan (dengan air hujan itu) tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka mengapa mereka tidak memperhatikan..?" [QS. As-Sajdah: 27]

وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَآءً ثَجَّاجًا، لِّـنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَاتًا، وَّجَنّٰتٍ اَلْفَافًا

"Dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya, untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman, dan kebun-kebun yang rindang.." [QS. An-Naba': 14-16]

2. Tinjauan Sains

Saya pikir kita akan kesulitan dalam tinjauan ini, dan saya beranggapan bahwa hal ini akan sangat jauh untuk bisa dibawa masuk dalam ranah sains. Dan seperti yang telah saya sebut di awal bahwa hipotesis adalah hal yang sangat penting. Apa hipotesisnya dan bagaimana bisa suara-suara itu dapat berpengaruh terhadap tumbuhan? Apakah tumbuhan bisa mendengar? Berapa frekuensi dan batas ambang gelombang suara yang bisa didengar oleh tumbuhan? Sekali pun bisa mendengar, apakah bisa merespons? Apakah setiap tumbuhan memiliki karakteristiik yang sama? Pertanyaan ini adalah lebih mendasar daripada pertanyaan "Apa perbedaan suara musik dan murottal?"

Sudah maklum bahwa tanaman mendapatkan nutrisi dari tanah, pupuk, air, oksigen, karbon dioksida, cahaya matahari. Nutrisi apa yang diberikan oleh murottal..?

Jika ada yang mengatakan, "Tanaman saja bisa subur, apalagi hati manusia," maka menurut saya itu adalah perkataan indah tetapi tidak memiliki esensi dan merupakan perkataan yang keliru. Tentu saja yang dimaksud dengan hati yang subur di sana ialah dengan kondisi kejiwaan yang lebih baik, hadirnya ketentraman, lebih bersemangat melakukan ibadah dan lebih takut melakukan maksiat, dan bukanlah pertumbuhan fisik sebagaimana pertumbuhan tanaman. Apakah seorang bayi hanya dengan mendengarkan murottal bisa tumbuh sebagaimana suburnya tanaman yang dimaksud? Dan tentu saja jawabannya adalah tidak..

Maka, percobaan awal sebagai seorang amatir yang dapat kita lakukan dengan sederhana ialah, siapkanlah 2 bibit yang memiliki kualitas yang sama, yang tumbuhan tersebut biasa tumbuh dengan sinar matahari. Letakkan kedua bibit tersebut dalam kondisi gelap, tanpa matahari, tanpa tanah, dan tanpa air. Perlakukan satu bibit dengan murottal dan bibit lainnya tanpa murottal. Dan kita lihat, apakah bibit tersebut akan tumbuh? Apakah murottal berpengaruh..? Saya rasa kita semua sudah tau jawabannya..

Jika percobaannya hanya sebatas, 1 bibit dibiarkan, 1 bibit didengarkan musik, 1 bibit didengarkan murottal, lalu disimpulkan hasilnya. Tak berbeda dengan 1 bibit ditangani orang berbaju putih, 1 bibit ditangani orang berbaju hitam, 1 bibit ditangani orang berbaju merah. Lalu ketika bibit yang ditangani orang berbaju merah itu tumbuh subur, apakah bisa disimpulkan bahwa baju merah membantu menyuburkan tanaman..? Tentu saja tidak, seberapa banyak pun percoban dan bagaimana pun hasilnya, tetap tidak bisa disimpulkan seperti itu, karena yang menjadi acuan itu bukan "keberhasilan" melainkan hubungan kausalitas atau sebab-akibatnya..

Dan yang saya perhatikan secara umum, banyak orang yang terjebak dengan "keberhasilan" semu semacam ini atau pun testimoni-testimoni yang marak, padahal hal tersebut tidak memiliki dasar..

"Keberhasilan" satu dua buah percobaan bukanlah suatu patokan, apalagi hanya sebatas percobaan. Jika sesuatu tidak berhubungan, ada atau tidak adanya hal tersebut tidak akan berpengaruh. Setiap bibit bisa tumbuh dan bisa tidak tumbuh. Pertumbuhan tanaman bisa dijelaskan lewat ilmu-ilmu terkait seperti biologi, ilmu pertanian, dan sebagainya tanpa perlu menambahkan sesuatu yang tidak dapat dijangkau seperti murottal. Dan karena berhubungan dengan sains, maka baiknya kita tidak tergesa-gesa dalam mengumumkan atau pun mengklaim sesuatu hal yang bersifat seperti ini, atau dampaknya adalah semakin suburnya pseudosains yang tertanam ke dalam masyarakat, orang akan lebih mudah untuk mengaitkan dan menghubungkan sesuatu tanpa dasar, dan tentu saja peristiwa ini bisa dimanfaatkan oleh orang-orang dengan kepentingan pribadinya..

"Memasak nasi yang diperdengarkan Al-Quran ternyata membuat nasi lebih cepat matang dan lebih pulen," apakah kita mengharapkan bermunculannya klaim-klaim yang semacam ini..?

Dalam dunia publikasi, kita mengenal istilah peer review dimana sebuah karya akan dicek keabsahannya oleh orang-orang yang pakar di bidang terkait, jadi bukan sekedar klaim, tetapi apakah klaim tersebut diterima atau tidak, karena sains juga mempunyai metode yang rinci. Pseudosains adalah menganggap sesuatu bernilai ilmiah, padahal sebenarnya tidak memiliki nilai ilmiah..

Dan seperti pada tinjauan pertama, pada tinjauan sains ini saya pun merasa bahwa hal tersebut adalah sikap yang berusaha mengaitkan sesuatu yang tidak terdapat kaidah sebab-akibatnya. Ilmu kita memang sedikit, sedangkan rahmat Allah begitu luas, namun kita hanya berusaha menempatkan sesuatu pada tempatnya..

Baca Juga :

○ Pseudosains, Kritik Terhadap Kristal Air Masaru Emoto
○ Sains, Salah Satu Bekal Kita Untuk Kampung Akhirat
○ Garam Tidak Boleh Dimasak? Antara Hoax Dan Hadits Nabi
○ Hoax, NASA Membenarkan Matahari Terbit Dari Barat
Hoax, Benarkah NASA Mengakui Mukjizat Terbelahnya Bulan?

——○●※●○——

Esha Ardhie
Selasa, 29 Agustus 2017


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." [HR. Muslim no. 1893]


Blognya Esha Ardhie Updated at: 17.54.00
Please Feel Free to Share