Bahasan ini saya salin ulang dari sebuah ebook yang dipublikasikan oleh Maktabah Raudhatul Muhibbin, "Kunci Kebahagiaan" yang merupakan versi terjemah dari kitab Miftah Dar As-Sa'adah, sebuah kitab hasil karya yang ditulis oleh seorang pengarang besar, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Sebuah tulisan yang sarat dengan faedah, ilmu, nasehat-nasehat yang banyak diambil oleh para ulama sesudahnya, dipelajari para ahli fikih, dan disinggung oleh para khatib dalam khutbahnya. Tulisan ini merupakan tulisan yang cukup besar di antara tulisannya yang lain. Dia berbicara secara detail tentang rahasia Allah dalam menurunkan Adam ke bumi, setelah dikeluarkan dari surga-Nya, serta menjelaskan tentang surga yang dihuni oleh Adam. Dia adalah seorang mufassir besar ketika berbicara masalah tafsir. Selanjutnya, Ibnul Qayyim masuk ke dalam bahasan penting lainnya, yaitu tentang penciptaan manusia, penciptaan alam, bintang gemintang, dan penciptaan bumi, serta membongkar rahasia diciptakannya neraka. Kemudian ia masuk ke dalam bahasan berbagai hikmah diciptakannya bermacam-macam makanan pokok, buah-buahan, dan dedaunan, juga keajaiban-keajaiban yang terjadi pada berbagai makhluk ciptaan Allah, baik itu manusia, hewan, maupun keajaiban alam lainnya..
Jerapah Yang Aneh
Kemudian perhatikan bentuk tubuh jerapah, perbedaan anggota-anggota tubuhnya dan kemiripannya dengan anggota badan seluruh hewan. Kepalanya seperti kepala kuda, lehernya seperti leher unta, kuku-kukunya seperti kuku-kuku sapi, dan kulitnya seperti kulit harimau. Sampai-sampai sebagian orang menyangka bahwa ia berasal dari sperma pejantan beberapa hewan. Mereka menyebutkan bahwa beberapa jenis hewan darat, apabila mendatangi sumber air, akan melakukan senggama satu sama lainnya. Lalu, hewan liar akan menyetubuhi hewan jinak sehingga melahirkan makhluk seperti ini yang mirip duplikat beberapa orang..
Menurut saya, yang berkata seperti itu adalah dusta, mengada-ada tentang jerapah ini, karena tidak ada hewan yang menyetubuhi hewan jenis lain. Tidak ada unta menyetubuhi sapi, kerbau menyetubuhi unta, atau kuda menyetubuhi unta atau sapi, atau sebaliknya. Juga tidak ada binatang liar yang saling menyetubuhi satu sama lain. Demikian pula burung-burung. Memang benar pernah terjadi, tapi amat jarang. Itu pun hanya pada hewan yang dekat jenisnya seperti sapi liar dengan sapi piaraan, domba dan kambing kacang, kuda dan keledai, serigala dan anjing hutan. Akibatnya, dari situ, lahirlah bighal, binatang buas, dan anak hasil hubungan anjing dan singa..
Adapun masalah yang diperselisihkan para fuqaha, yakni "kewajiban zakat peranakan hewan liar dan jinak", hanya terjadi pada satu, dua, atau tiga ekor hewan peranakan yang mencapai nishab. Adapun nishab zakat hewan yang semuanya merupakan peranakan dari hewan liar dan jinak, tidak ada wujudnya. Hukum-hukum yang terkait dengan hewan-hewan blasteran ini disebutkan dalam bab zakat, ganjaran buruan, dan kurban. Yang paling ihtiyath itulah yang diambil dalam setiap bab; Untuk berkurban, hewan peranakan ini tidak sah. Dalam masalah yang berkaitan dengan ihram dan tanah haram, lebih kuat sisi kewajiban menggantinya. Kalau untuk dimakan, lebih kuat sisi haramnya. Sedang tentang zakatnya, ada perbedaan pendapat..
Guru kami, Ibnu Taimiyah, pernah ditanya tentang keledai yang menyetubuhi kuda sehingga hamil, apakah susu kuda itu halal atau haram? la menjawab halal [1]. Di sini, haramnya hewan jantan tersebut tidak berpengaruh terhadap susu, berbeda dengan manusia. Karena, susu kuda terbentuk dari makanannya (rumput), sama dengan dagingnya; dan sperma pejantan tersebut tidak merasuk dan berpengaruh sampai ke susu ini. Hal seperti ini berbeda dengan susu pada manusia [2]..
Jadi, sperma hewan jantan tidak berpengaruh; kecuali kepada anaknya. Karena ia tercipta dari perpaduan sperma jantan (yakni keledai: haram) dan ovum betina (kuda: halal), maka diunggulkan sisi keharamannya. Adapun susu tidak tercipta dari proses persetubuhan, tapi dari makanannya, dan karena itu tidak haram. Inilah penjelasan maksud pendapat Ibnu Taimiyyah di atas..
Tujuan kami di sini adalah menyanggah sangkaan bahwa hewan-hewan yang berlainan jenis ini saling bersetubuh sehingga akhirnya lahir hewan yang bernama jerapah. Dan, itu merupakan kebohongan terhadapnya dan terhadap penciptaannya. Yang membuktikan ketidakbenarannya adalah bahwa di antara hewan peranakan dari kuda dan keledai, serigala dan anjing hutan, dan domba dan kambing kacang, tidak ada yang memiliki anggota tubuh salah satu induknya seperti yang ada pada jerapah. Ia punya satu organ tubuh kuda, satu organ unta, dan seterusnya. Bahkan, organ tubuh hewan-hewan peranakan itu lebih seperti pertengahan dan campuran kedua indukya. Kita lihat pada bighal (peranakan keledai dan kuda) kepalanya, telinganya, pantat, dan tapal kakinya pertengahan antara organ-oragan bapak ibunya. Bahkan, Anda dapati suaranya seperti campuran antara ringkik kuda dan keledai..
Ini membuktikan bahwa jerapah bukanlah peranakan dari bapak-bapak yang bermacam-macam seperti disangka orang di atas. Ia tidak lain ciptaan yang ajaib dari makhluk Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dijadikan-Nya sebagai tanda dan bukti atas kekuasaan dan hikmah-Nya yang tidak akan bisa dilemahkan oleh sesuatu pun, agar hamba-hamba-Nya tahu bahwa Dialah pencipta segala jenis hewan dengan bentuk dan warna yang Dia inginkan. Ada hewan-hewan yang bentuk dan organ tubuhnya mirip, ada yang berbeda-beda susunan dan bentuknya..
Dia memperlihatkan kekuasaan-Nya yang sempurna kepada hamba-hamba-Nya ketika menciptakan manusia dengan empat macam sebagai bukti bahwa manusia tercipta atas kehendak dan kemauan-Nya. Ada yang diciptakan tanpa bapak dan tanpa ibu, yaitu bapak seluruh manusia, Adam. Ada yang diciptakan dari lelaki tanpa wanita, yaitu ibu manusia, Hawa, yang dicipta dari tulang rusuk Adam. Ada yang dicipta dari wanita tanpa lelaki, yaitu Isa putera Maryam. Dan ada yang dicipta dari lelaki dan wanita, yaitu kebanyakan manusia. Sehingga, dari situ, Dia (Allah) menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya akan ayat-ayat-Nya, dan memperkenalkan diri kepada mereka melalui karunia-karunia dan kekuasaan-Nya. Dan, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya mengatakan 'jadilah', maka barang itu jadi..
Adapun hikmah mengapa leher jerapah panjang, karena tempat hidup dan mencari makannya —seperti disebutkan oleh para pemerhati keadaan dan tempat tinggalnya— itu berada di belukar, dan rimba yang pohon-pohonnya tinggi. Jerapah dibantu dengan leher yang panjang agar dapat memakan pucuk-pucuk pohon beserta buah-buahannya yang ada di sana. Baru sekedar itu yang bisa diketahui manusia. Sedangkan, hikmah Tuhan sesungguhnya jauh di atas itu..
Baca Juga : Download Kumpulan Ebook Kitab-Kitab Terjemah Karya Imam Ibnul Qayyim
***
[1] Karena memakan daging kuda itu sendiri halal, ada hadits shahih yang menjelaskannya; tapi daging keledai jinak haram..
[2] Susu wanita timbul karena kehamilan yang disebabkan oleh sperma pria..
——○●※●○——
Esha Ardhie
Selasa, 27 Juni 2017