Sufyan Ats-Tsauri Dan Kegigihannya Menjauhi Kursi Pemerintahan (2)

Sunset Kapal Nelayan Fotografi

Sufyan Ats-Tsauri Dan Khalifah Al-Mahdi

Imam Sufyan Ats-Tsauri sempat mengira bahwa cobaan yang menimpanya sirna dengan meninggalnya Khalifah Al-Mansur. Ia pun kembali ke Kufah, muncul di hadapan publik, dan meriwayatkan hadits serta memberi pengajaran, seperti sedia kala..

Akan tetapi, ia dikagetkan oleh kedatangan tiba-tiba sang khalifah baru, Muhammad Al-Mahdi bin Al-Manshur, untuk memintanya menduduki jabatan sebagai hakim. Ketika Khalifah Al-Mahdi menemuinya, terjadilah dialog menakjubkan berikut ini:

Khalifah Al-Mahdi berkata, "Wahai Abu Abdillah! Ambillah stempelku ini, dan terapkanlah Al-Qur'an dan As-Sunnah di tengah umat ini.."

"Izinkan aku berbicara wahai Amirul Mukminin, asalkan engkau memberiku jaminan keamanan," ujar Imam Ats-Tsauri..

"Tentu," jawab Al-Mahdi..

Ats-Tsauri berkata, "Janganlah mengirim utusan untuk menemuiku sebelum aku sendiri yang menemui engkau. Dan jangan memberi aku sesuatu sebelum aku memintanya.."

Betapa marahnya Al-Mahdi mendengar perkataan itu. Ketika hampir saja ia memukulnya, juru tulisnya mengingatkan, "Bukankah engkau telah memberi jaminan keamanan untuknya..?"

"Ya. Akan tetapi, tulislah surat perjanjian kerja sebagai hakim baginya," jawab Al-Mahdi..

Sang juru tulis kemudian menulisnya, lalu menyerahkannya kepada Ats-Tsauri dengan sangat terpaksa..

Selanjutnya, Ats-Tsauri menyingkir dari hadapan Khalifah Al-Mahdi dengan membawa surat perjanjian kerja sebagai hakim yang dibubuhi stempel sang khalifah sendiri. Tatkala melewari Sungai Tigris, ia mencampakkan surat itu ke sungai. Ia ditemani rekan-rekannya yang melarang hal tersebut. Mereka menyarankan agar ia mau menerima jabatan sebagai hakim dan menerapkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ats-Tsauri menilai saran mereka itu bodoh dan pemikiran mereka dangkal..

Kemudian Ats-Tsauri ke Bashrah dan bersembunyi di kediaman imam ahli hadits Yahya bin Sa'id Al-Qaththan. Tatkala para pencari hadits mengetahui keberadaan Ats-Tsauri, mereka bertamu ke rumah Yahya Al-Qaththan. Hingga akhirnya tersiarlah keberadaannya. Ia pun pergi meninggalkan Bashrah menuju Kufah lagi, dan bersembunyi di kediaman Abdurrahman bin Mahdi..

Khalifah Al-Mahdi meningkatkan perburuan terhadap Imam Sufyan Ats-Tsauri, dan membuat sayembara berhadiah 100 ribu Dirham bagi siapa saja yang dapat menghadirkan sang imam. Terlebih lagi ketika khalifah mengetahui bahwa Ats-Tsauri telah membuang surat perjanjian kerja itu ke sungai..

Demikianlah, Imam Sufyan Ats-Tsauri menjadi buronan dari satu negeri ke negeri lainnya. Ia dikejar-kejar tentara khalifah tetapi tidak kunjung tertangkap. Ats-Tsauri menghabiskan dua tahun terakhir dalam hidupnya sebagai pelarian yang dicekam ketakutan..

Kendati demikian, ia tidak pernah berpikir barang sedetik pun untuk menerima jabatan yang ditawarkan. Subhanallah, ialah imam cendikia, manusia langka karena menghindari kedudukan, yang harus menanggung derita akibat berbagai cobaan dan ujian..

Sementara banyak orang yang tak sebanding dengannya di sisi Allah, tidak seberat sayap nyamuk pun dari segi keilmuan, malah mengais-ais kedudukan dengan berbagai cara..

Imam Sufyan Ats-Tsauri terus berkutat dengan cobaan, sampai akhirnya datanglah kelapangan dan Sang Pemilik Langit. Allah subhanahu wa ta'ala menyudahi cobaan, penderitaan, dan kesedihannya, serta memuliakannya dengan karamah luar biasa, dengan cara memulangkannya ke hadirat-Nya, sebelum para pemburu sempat mencokok dan menyiksanya..

Yang mengagumkan, Imam Ats-Tsauri sempat menulis surat kepada Khalifah Al-Mahdi: "Engkau mengusirku, membuangku, dan menerorku. Allah pasti memberi keputusan antara diriku dengan dirimu. Aku berharap agar Allah memberiku kebaikan sebelum datangnya surat balasan.."

Kemudian datanglah surat balasan untuk Imam Ats-Tsauri, akan tetapi ia telah meninggal dunia terlebih dahulu, dan berakhirlah cobaan yang menimpanya..

Baca Juga : Sufyan Ats-Tsauri Dan Kegigihannya Menjauhi Kursi Pemerintahan (1)

——○●※●○——

Sumber : Cobaan Para Ulama, 29 Kisah Ulama Besar dalam Menghadapi Ujian Dakwah (edisi terjemah) halaman 84-86. Judul Asli : ترويض المحن، دراسة تحليلية لأهم المحن التي مر بها كبار علماء الأمة. Penulis : Syaikh Syarif Abdul Aziz Az-Zuhairi. Penerjemah : Ganna Pryadharizal Anaedi. Penerbit : Pustaka Al-Kautsar, Cetakan ke-1 Tahun 2012

Ditulis ulang oleh : Esha Ardhie
Minggu, 25 September 2016


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." [HR. Muslim no. 1893]


Blognya Esha Ardhie Updated at: 09.37.00
Please Feel Free to Share