Oleh Ustadz Abu Yahya Badru Salam
>> Pertanyaan :
Ya ustadz, dalam hal prinsip al-wala' wal-bara', bagaimanakah sikap kita di dalam bermuamalah dengan ahli bid'ah..? Sementara kita lihat kondisi masyarakat kita Asy'ariyah atau kebanyakan dari masyarakat kita adalah pelaku kebid'ahan, sementara orang-orang yang berada di atas sunnah sangat sedikit sekali. Mohon penjelasannya, jazakallahu khaira.
>> Jawaban :
Ya akhi, dalam keadaan seperti ini, tidak mengapa kita bermuamalah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bersikap lemah lembut kepada mereka, tersenyum di hadapan mereka, agar mereka mau melihat bagaimana indahnya sunnah dan agar mereka tertarik kepada sunnah, itu tidak mengapa..
Bukan berarti kita mengkafirkan ahli bid'ah sama sekali, akan tetapi para ahli bid'ah adalah orang-orang islam juga, mereka punya hak sebagaimana seorang muslim untuk mendapatkan salam, untuk dikunjungi, dan yang lainnya..
Maka dari itu akhi, kaidah-kaidah yang disebutkan dalam kitab-kitab para ulama bahwa para ulama ada yang mentahdzir atau menghajr (memboikot), tidak mau mengajak bicara dan yang lainnya; itu ketika memang faedahnya besar dan agung, dan tujuannya pun tercapai. Karena apabila kita memahami tentang Maqashid Asy-Syariah (maksud tujuan daripada pensyariatan), kita akan mengetahui bahwasanya maksud tujuan menghajr dan yang lainnya adalah merupakan supaya mereka mendapatkan hidayah kepada sunnah..
Tatkala tujuannya itu tidak tercapai, bahkan ketika kita bersikap keras kepada mereka, semakin mereka jauh dan menjauh dari sunnah, semakin mereka lari dari sunnah, bahkan membantu setan untuk menyesatkan manusia; maka pada waktu itu tidak disyariatkan..
Maka akhwal islam, kebanyakan di antara kaum muslimin berbuat bid'ah bukan karena kesengajaan atau karena mereka tahu itu bid'ah, tidak. Akan tetapi mereka tidak tahu bahwa itu perbuatan bid'ah yang tidak sesuai dengan syariat. Kewajiban kita adalah untuk mendakwahi mereka dengan cara lemah lembut, menjelaskan dengan bijak dan arif, bukan dengan sikap arogan, bukan hanya dengan sebatas semangat, tidak. Perlihatkan kepada mereka bahwa Ahlus Sunnah itu adalah orang yang paling sayang kepada manusia dan paling tahu tentang kebenaran..
Sebagaimana pernah dilaporkan kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Kata seorang muridnya, "Bergembiralah wahai guruku, sesungguhnya musuh bebuyutan kamu dari ahli bid'ah telah mati." Mendengar itu, Syaikul Islam Ibnu Taimiyah marah dan berkata, "Apakah kamu hendak memberikan kabar gembira kepadaku dengan kematian seorang muslim..?"
Artinya walaupun dia ahli bid'ah, dia tetap seorang muslim, jangan kamu bergembira dengan kematian seorang muslim..
Lalu kemudian Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah datanglah menjenguk, berta'ziyah lalu berkata kepada anak dan istrinya, "Anggaplah aku seperti bapak kalian." Maka Ibnu Taimiyah pun memperhatikan anak dan istrinya, memberikan bantuan kepada mereka, sehingga akhirnya apa yang terjadi..? Anak dan istrinya dari pelaku bid'ah itu pun tertarik dengan akhlak yang mulia daripada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Mereka pun kemudian mengikuti sunnah dan mereka bertaubat dari bid'ah. Dan banyak dari pengikut-pengikut Syaikh yang bid'ah itu kemudian ketika melihat akhlakul karimahnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, mereka pun akhirnya mengikuti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, melaksanakan sunnah dan meninggalkan bid'ah..
Namun ketika kita ya akhi, sikapnya terlalu arogan dan terlalu semangat dalam mengamalkan sunnah dan berlepas diri dari bid'ah, akhirnya apa yang terjadi..? kita membabi buta. Akibatnya apa..? sudahlah sunnah itu terasing, dengan sikap yang keras dan yang tidak bijak akhirnya (membuat sunnah) itu semakin terasing lagi. Maka kita butuh kepada keilmuan, kasih sayang kita kepada mereka harus mendahului daripada rasa tidak suka kita kepada perbuatan bid'ahnya, karena mereka melakukan karena ketidakpahaman mereka. Allahu a'lam..
——○●※●○——
Pertanyaan dan jawaban ini saya salin dari audio rekaman kajian kitab Talbis Iblis 03 - Celaan Terhadap Bid'ah Dan Ahlul Bid'ah, yang dimulai pada jam ke 01.08.45 hingga kajian selesai..
Link Audio Kajian : Download
Esha Ardhie
Rabu, 22 Juni 2016