Sebelum tulisan ini saya lanjutkan, perlu saya pertegas bahwa yang saya tulis disini hanyalah sebatas teori belaka, tanpa ada unsur kesengajaan jika memang terdapat kesamaan nama, tempat, maupun karakter. Sekali lagi, tulisan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dari pihak manapun. hahaa..
"Dewasa" tentu bukanlah aksara yang hanya bergantung pada waktu, pada umur, tapi juga pada perubahan sikap, pola pikir, dan perlawanan terhadap sesuatu. Kekuatan besar seiring dengan tanggung jawab besar. Setiap pilihan dan keputusan pasti memiliki risiko dalam menjalankannya. Hidup akan selalu memiliki kekurangan. Dan kekuatan hati tak kadang terisi dengan ketakutan. Ketakutan, phobia, atau apapun namanya itu biasanya timbul karena suatu mindset yang mengakar pada pikiran kita. Sulit dikendalikan dan kita biasanya selalu kalah..
Ada 2 (dua) cara sederhana menurut saya untuk melawan rasa takut..
1. Ciptakan kondisi dimana kita merasa takut..
Orang yang baru belajar naik sepeda pasti memiliki rasa takut setelah ia mencoba dan jatuh. Takut jatuh. Jika kita ingin membebaskan rasa takut tersebut, syarat pertamanya adalah kita harus berani jatuh. Rasa takut itu akan terus hidup jika kita memutuskan untuk berhenti mencoba naik sepeda. Dan kita akan selamanya takut untuk naik sepeda. Kita harus tetap naik sepada dan jatuh, harus naik sepeda lagi dan jatuh lagi. Jatuh memang bukan syarat keberhasilan seseorang mengendarai sepeda, ia hanyalah ketakutan yang harus dihadapi untuk berhasil. Jangan menghindari dan ciptakan kondisi dimana kita merasa takut. Ingat, rasa takut tidak akan hilang dengan menghindarinya..
2. Jangan lakukan apa yang biasa kita lakukan ketika merasa takut..
Maksud dari judul ini adalah biasanya kita melakukan reflek tertentu ketika rasa takut mulai menguasai hati, yang sebenarnya hal tersebut justru menambah rasa takut..
Jika kita berada dalam ruang gelap dengan kesendian atau ketika sebuah jalan terhampar tanpa cahaya. Apa yang biasa kita lakukan ketika kita berada dalam kondisi itu? Jika kita berlari saat menelusuri jalan itu, maka janganlah berlari. Jika kita biasanya menangis saat itu, maka janganlah menangis. Lawanlah perasaanmu. Jangan lemah..!! Jangan lakukan apa yang biasa kita lakukan ketika merasa takut..
Jika kita merasa takut ketika "dipalak" preman dan biasanya kita memberikannya uang untuk menutupi rasa takut itu, maka berusahalah untuk tidak memberikan uang. Ini bukan tentang masalah dermawan atau bukan, pemurah atau bukan, suka beramal atau bukan, tapi ini masalah jati diri. Tunjukkan pada dirimu sendiri bahwa rasa percaya dalam hatimu lebih besar daripada besarnya tato yang ada pada lengan preman itu. Lawan kebiasaan pemikiran kita, lawan rasa takut dan berpikirlah apa yang akan kita lakukan setelahnya. Ingat, engkau berhak untuk mempertahankan apa yang engkau punya..
***
Entah jenis ketakutan apa yang sedang dibicarakan disini. Sekeras apapun engkau berusaha melawan rasa takut itu dan seberapa mampu engkau menguasainya, ada suatu waktu dimana ia akan muncul dan menguasai hatimu kembali. Saatnya mengokohkan iman, maka yakinlah bahwa tak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa kehendak-Nya.
Dan perhatikanlah, karena sebuah syair mengatakan, "Selama ada yang ingin engkau lawan, selama itu pula ada sejarah baru yang menunggu engkau tulis."
***
Allahu a'lam..
1 Jumadil Awal 1436
Esha Ardhie