Penyair berkata :
ﻭِﺟِﺌْﺘُﻚَ ﺃَﺷْﺘَﻜِﻲ ﺁﻻَﻡَ ﺭُﻭْﺣِﻲ
ﺃَﻧَﺎ ﻳَﺎﺭَﺏِّ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻲ ﺗَﻌِﺒْﺖُ
"Dan aku mendatangi-Mu, aku keluhkan kepedihan jiwaku..
Aku telah lelah karena dosa-dosaku..
ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻜَﻮْﻥَ ﻛُﻞَّ ﺍﻟْﻜَﻮْﻥِ ﺫَﻧْﺒِﻲ
ﻭَﻗَﻔْﺖُ ﺃَﻣَﺎﻡَ ﺑﺎَﺑِﻚ ﻣَﺎ ﻳَﺌِﺴْﺖُ
Seandainya dosaku sepenuh seluruh alam ini..
Aku tetap berdiri dihadapan pintu-Mu, aku tidak berputus asa..
***
Setiap diri telah berlumur dosa, dan tak satu pun amal yang dipastikan diterima. Lalu kemanakah arah angin keresahan ini harus berhembus? Tanah yang tandus ini kuhamparkan, berharap rintikan hujan menerpa gersangnya hati. Dimanakah mendung, dimanakah gelegar yang kan membasuh noda-noda jiwa..
Perhatikanlah. Seorang balita tatkala ditimang-timang lalu dihempaskan ke atas oleh ibunya, maka balita tersebut pun riang tertawa, mengapa? karena ia yakin bahwa sang ibunda akan menangkapnya. Maka keyakinan seorang hamba terhadap Rabbnya pun seharusnya lebih dari itu, karena Allah ta'ala berfirman..
ﻗُﻞْ ﻳَﺎ ﻋِﺒَﺎﺩِﻱَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﺳْﺮَﻓُﻮﺍ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﻘْﻨَﻄُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺭَﺣْﻤَﺔِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮﺏَ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻐَﻔُﻮﺭُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢُ
Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Az Zumar: 53]
Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya,
”Ayat yang mulia ini berisi seruan kepada setiap orang yang berbuat maksiat baik kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah. Ayat ini mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagai buih di lautan.” [Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, Ibnu Katsir, 12/138-139, Muassasah Qurthubah]
——○●※●○——
Esha Ardhie
Kamis, 15 Januari 2015
