Memahami Atsar, "Sebaik-Baik Orang Adalah Yang Paling Banyak Istrinya"

Memahami Atsar, "Sebaik-Baik Orang Adalah Yang Paling Banyak Istrinya"

Memahami Atsar, "Sesungguhnya Orang Terbaik Dari Umat Ini Adalah Yang Paling Banyak Istrinya"

Dijawab oleh Ustadz Maulana La Eda, Lc. (Mahasiswa S2 Jurusan Ilmu Hadits, Universitas Islam Madinah)

>> Pertanyaan :

Assalaamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh. Afwan ustadz, saya ingin menanyakan mengenai keshahihan hadits ini (Sesungguhnya orang terbaik dari umat ini adalah yang paling banyak istrinya). Apa benar periwayatnya Al-Bukhari..?

>> Jawaban :

Wa'alaikumussalaam warahmatullaah wabarakatuh..

Bismillah, hadits yang Anda tanyakan adalah atsar/ucapan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya (no. 5069), atsarnya secara lengkap berbunyi:

عن سعيد بن جبير، قال: قال لي ابن عباس: هل تزوجت؟ قلت: لا، قال: «فتزوج فإن خير هذه الأمة أكثرها نساء»

"Dari Sa'id bin Jubair rahimahullah, ia berkata: Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bertanya kepadaku, 'Sudahkah engkau menikah?' Aku menjawab, 'Belum'. Maka beliau pun berkata, 'Menikahlah, sesungguhnya orang terbaik dari umat ini adalah yang paling banyak istrinya'."

Atsar ini juga diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabarani rahimahullah dalam al-Mu'jam al-Kabir 12398 dan 12464 dari jalur Ayub dan Thalhah bin Musharrif, dari Said bin Jubair bahwa Ibnu Abbas berkata:

تزوج, فإن خيرنا كان أكثرنا نساء

"Menikahlah, karena orang terbaik kami dahulu adalah orang yang paling banyak istrinya.."

Atsar ini tentunya sangat shahih berasal dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, hanya saja persoalan yang mesti diketahui adalah makna dan konsekuensi dari ucapan Ibnu Abbas ini, sebab sudah lazim diketahui bahwa orang yang paling utama adalah orang yang paling bertakwa dan berakhlak baik sebagaimana dalam ayat Al-Quran dan hadits-hadits shahih, dan bukan orang yang beristeri banyak atau berharta banyak. Sebab itu, dalam memaknai teks atsar/ucapan Ibnu Abbas ini, Syaikhul Islam Ibnu Hajar rahimahullah mengutip dua makna, yaitu:

1. Bila beberapa orang dari kalangan umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam memiliki keutamaan dan sifat taqwa yang sama, maka penentu derajat paling utama di antara mereka adalah yang paling banyak istrinya..

2. Bahwa makna "Orang terbaik dari umat ini" atau dalam riwayat Ath-Thabarani "Orang terbaik kami dahulu" adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan makna "umat" atau dalam riwayat Ath-Thabarani "kami" adalah para sahabat radhiyallahu 'anhum, sehingga makna hadis tersebut adalah: "Menikahlah wahai Said bin Jubair, karena orang paling utama di umat ini atau orang yang terbaik di antara kami dahulu yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saja menikah dan memiliki banyak istri.."

Makna kedua inilah yang dinyatakan lebih tepat oleh Ibnu Hajar rahimahullah ta'ala dalam kitabnya Fathul-Bari Syarah Shahih Al-Bukhari (9/114) dan Badruddin Al-'Aini rahimahullah dalam kitabnya 'Umdatul-Qaari Syarah Shahih Al-Bukhari (20/72). Al-Muhallab rahimahullah berkata: "(Dalam ucapannya ini) Ibnu Abbas sama sekali tidak menegaskan bahwa muslim yang paling banyak istrinya adalah yang paling utama dikalangan mereka.." [Syarah Shahih Al-Bukhari, Ibnu Baththal: 7/164]

Wallaahu a'lam..

*Belajar Islam Intensif

Baca Juga : Hadits Palsu, Menikah Di Usia Muda Membuat Setan Menangis

——○●※●○——

Esha Ardhie
Selasa, 25 Oktober 2016


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." [HR. Muslim no. 1893]


Blognya Esha Ardhie Updated at: 13.46.00
Please Feel Free to Share